KAB. CIREBON, (FC).- Kenaikan harga minyak goreng menyebabkan penurunan produksi pada salah satu pabrik kerupuk di Kabupaten Cirebon.
Padahal, sebelum terdampak kenaikan harga minyak goreng, pabrik ini mampu memproduksi bermacam-macam aneka krupuk.
Salah satu pemilik pabrik kerupuk di Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Ernasih (49) mengatakan, dengan adanya kenaikan harga minyak goreng menjadikan ia hanya bisa memproduksi satu jenis kerupuk.
Padahal sebelumnya ia mampu memproduksi beberapa macam kerupuk. “Sekarang yang kita prosduksi tinggal kerupuk gendar ini saja, tadinya sih ada yang putih dan jenis kerupuk lainnya,” katanya, Kamis (31/8).
Selain itu, karena kelangkaan minyak ini pun berdampak pada perubahan jadwal proses penggorengan kerupuk. Hal itu menyusul karena susahnya mendapatkan minyak. Dan harus mengantri.
“Gorengnya dibatasi seminggu 2-3 kali saja, itu karena beli minyaknya ngantri terus ada kenaikan. Kalau dulu sebelum minyak naik sih setiap hari goreng kerupuk, kecuali hari minggu libur,” katanya.
Tak hanya itu, dampak dari kenaikan harga minyak ini pula menjadikan harga kerupuk Ernasih mengalami kenaikan harga.
Semula harga kerupuk Ernasih ini adalah Rp20.000 per kilogram, sekarang ia menjual kerupuk dengan harga Rp25.000 per kilogram.
“Dalam sekali produksi mampu menghasilkan 2 kuintal kerupuk. Tetapi, setiap hari Sabtu produksi mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, bahkan sampai ada konsumen yang memesan sehari 40 kilogram,” ujarnya.
Produksi kerupuk gendar milik Ernasih yang biasa disebut kerupuk Pak Arif ini mempunyai beberapa pelanggan yang cukup banyak, yaitu tersebar di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka tepatnya di pasar Rajagaluh dan di Kabupaten Cirebon tepatnya di pasar Jamblang. (Tim PPL)
Discussion about this post