KOTA CIREBON, (FC),- Untuk yang ketiga kalinya, Festival Film Bahari (FFB) kembali digelar. Kali ini FFB mengangkat tema Sea Remembers, We Forget dengan memilih lokasi penyelenggaraan di Rumah Cirebon Creative Hub, Jalan Dr. Setiabudi No. 27 Kota Cirebon, Minggu (18/10).
FFB merupakan festival film yang mengangkat tema-tema kebaharian atau kelautan, dengan tujuan sebagai upaya untuk melihat lebih dekat komunitas pesisir dengan segala karakteristiknya.
FFB sendiri telah diselenggarakan sejak 2018. Pada awal pelaksanaannya di 2 tahun pertama FFB diselenggarakan secara sederhana, yaitu dengan kumpul, diskusi, pentas seni dan menonton film-film karya lokal di pinggir pantai.
Lalu ketika memasuki tahun 2020, FFB dilirik dan juga didukung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI).
Pada tahun ini pun, lokasi penyelenggaraan FFB sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasa dilakukan di pinggiran sungai.
Tahun ini FFB diselenggarakan di sebuah rumah milik seorang Fotografer yang pernah mengisi materi pada FFB tahun sebelumnya.
Kegiatan kali ini pun dihadiri Maestro Tarling Cirebonan Djana Partanain sebagai salah satu pembuka acara dengan menyuguhkan musik-musik tarling Cirebonan tentunya.
Tema “Sea Remembers, We Forget” dipilih sebagai pengingat bahwa laut telah memberi sumber kehidupan dan penghidupan, dimana manusia terkadang lupa sehingga mengeksploitasi laut yang telah memberi banyak manfaat.
Dalam hal ini, FFB hadir sebagai cara untuk mengingatkan kembali bahwa laut tidak pernah berhenti memberi kehidupan dan penghidupan bagi bumi dan manusia.
Direktur Eksekutif Doni Kus Indarto menyampaikan, FFB menjadi ruang pertemuan film dan rakyat, utamanya rakyat tepi laut, dengan suasana yang egaliter dan sarat kesetaran.
FFB juga menjadi ajang pertemuan dengan para sineas yang mengangkat isu bahari untuk mempresentasikan karyanya.
Proses penyelenggaraan tahun ini terbilang cukup menantang. Pandemi Covid-19 menyebabkan FFB harus mengubah dan menyesuaikan diri, terutama dari bentuk kegiatannya.
Meskipun begitu, kegiatan ini tetap dibuka secara umum bagi siapapun yang ingin dan tertarik bergabung didalamnya.
Direktur FFB Kemala Asthika menyatakan, FFB 3 diselenggarakan dengan metode hybrid dimana program pemutaran film akan dilaksanakan secara luring dengan menerapkan protokol Covid-19.
Sementara, program diskusi akan dilaksanakan secara daring.
“Di FFB 3 kami mencoba beradaptasi dengan cara-cara baru di masa pandemi ini. Kami berupaya agar programnya disusun sedemikian rupa. Harapannya FFB 3 dapat berjalan dengan baik dan lancar,” lanjut Kemala.
FFB memiliki 2 proyek besar yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali, dan kerap mengadakan Kompetisi Film Pendek Pelajar dan Pemutaran Film Official Selection.
“Pada Program Kompetisi Film Pendek Pelajar, ada dua jenis kategori yaitu Bhineka dan Bahari,” ujar Kemala.
Film yang masuk berasal dari berbagai daerah diantaranya berasal dari Kabupaten OKU Timur Sumsel, Malang, Bekasi, Lampung, Indramayu, Jogja, Surakarta dan Cirebon.
Sementara itu, program Official Selection, panitia mengkurasi 664 film yang masuk dari berbagai negara.
Sebagai lokasi utama, juga pusat kegiatan, Rumah Cirebon yang merupakan ruang kreatif seni budaya sekaligus menjadi ruang kolektif bagi para pegiat seni budaya di Cirebon.
Sebagai program aktivasi perdananya, Rumah Cirebon akan menggelar mini festival dengan tajuk ‘Serenada Pantai Utara’.
Dalam mini festival ini, Rumah Cirebon melaksanakan pemutaran film yang digelar oleh Festival Film Bahari.
Selain itu akan ada pameran foto, pameran visual multimedia, diskusi, pameran produk lokal, kuliner, hingga musik.
Kegiatan ini tentunya tidaklah lepas dari pihak penyelenggara yang tergabung dari Komunitas-komunitas pecinta film Kota dan Kabupaten Cirebon.
Diantaranya, Film Sinema Cirebon, Jublagan Fest desa Grogol, Gebuk, Kemudinans, Jahur, dan Big Door.
Rangkaian kegiatan FFB 3 akan dilaksanakan mulai 18 Oktober hingga tanggal 24 Oktober 2020 mendatang.(Sarrah/Job/FC)