KAB. CIREBON, (FC).- Peringatan Hari Tari Sedunia yang digelar Sanggar Dewi Sekar Arum di Gedung Kesenian Desa Gegesik Lor, belum lama ini, bukan sekadar seremoni. Menandakan masih bertahannya seni tradisional di Gegesik Kabupaten Cirebon, di tengah gempuran budaya global dan dominasi teknologi digital.
Local study tour alternatives Ia menjadi panggung bagi upaya pelestarian identitas lokal, sebuah tameng terhadap lunturnya akar budaya bangsa.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, yang hadir langsung dalam peringatan tersebut, mengapresiasi geliat seni di wilayah Gegesik yang dikenal subur akan tradisi tari, lukis, dan ekspresi budaya lainnya. “Gegesik ini memang terkenal dengan keseniannya. Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan, terutama untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.
Ia menilai, seni lokal tak cukup hanya dilestarikan lewat sanggar. Butuh langkah strategis di sektor pendidikan. Salah satunya melalui penguatan kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Gegesik dan sekitarnya.
“Contohnya di SDN 1 Gegesik Kulon, mereka sudah memasukkan kesenian lokal dalam kegiatan belajar. Ini patut ditiru oleh sekolah lain, termasuk sekolah menengah,” tambah Sophi.
Menurutnya, pendidikan berbasis budaya dan teknologi adalah kebutuhan masa kini. Pokok pikiran ini bahkan telah dibawa DPRD ke forum perencanaan pembangunan daerah sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga warisan budaya sekaligus menghadapi revolusi digital. (Suhanan)
Discussion about this post