KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon mengklaim tinggal belasan sekolah pada tahun ini yang masuk program merger atau menggabungkan satu sekolah dengan yang lainnya menjadi satu hamparan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Ronianto mengatakan, dari belasan tersebut hanya yang sifatnya mengalami kesulitan untuk digabung, seperti penamaan dan lainnya.
“Tinggal sedikit ya, mungkin hanya di angka belasan ya. Emang ada beberapa sekolah yang mengalami kesulitan ketika itu dimerger meskipun satu hamparan seperti di Kecamatan Kaliwedi, seperti yang satu SD Kaliwedi Lor yang satu SD Kaliwedi Kidul itu berebut nama pengen namanya ini pengen namanya ini itu. Ini sedang kami selesaikan dulu,” kata Ronianto, Selasa (9/1).
Kemudian, masih kata Roni sapaan akrabnya, di wilayah Japura. SD Japura Lor dengan SD Japura Kidul berbeda kecamatan. Yang Japura Lor masuk ke Kecamatan Pangenan, sedangkan Japura Kidul masuk ke Astanajapura.
“Itu juga satu hamparan SD-nya. Berhadap-hadapan SD-nya. Hanya beda desa beda kecamatan. Dan itu yang harus kita analisa dulu keinginannya seperti apa,” kata Roni.
“Kalau yang lain insyaallah selesai dan mutasi kemarin itu sudah disetting kepala – kepala sekolah itu ketika yang satunya pensiun nanti langsung merger,” imbuhnya.
Disinggung tingkat SMP, Roni menyebut, kalau SMP belum ada yang dimerger dan kemungkinan tidak ada. Hanya ada yang mengajukan pendirian unit sekolah baru (USB) di Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon. Namun setelah dilakukan analisa, tidak memungkinkan.
“Tuntutan itu karena masyarakatnya banyak yang tidak tertampung, baik di Plumbon maupun di Sumber. Tapi kita analisa berapa sih lulusan yang ada di situ yang tidak tertampung, tetapi kalau jumlahnya kecil kan enggak mungkin kita bikin sekolah baru, paling yang memungkinkan itu membuka memperluas rombel yang ada di sekolah-sekolah di sekitarnya misalnya Plumbon biasanya menerima 9 kita tambah jadi 10 karena kalau membuat sekolah baru kan biayanya kan besar,” terang Roni. (Ghofar)
Discussion about this post