MAJALENGKA, (FC), – Bupati Majalengka Karna Sobahi mempertanyakan adanya selisih yang tinggi antara data yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi dan Koordinasi Covid -19 Majalengka (Pikom) dan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid -19 Jawa Barat.
“Saya bingung kenapa ada perbedaan data Covid – 19 antara Pikom dan Pikobar ini begitu tinggi,”ujar Karna saat rapat koordinasi, Senin lalu.
Bupati Karna mengatakan, dalam Pikom angka terkonfirmasi positif Cobid – 19 di Majalengka versi Pikom hanya 1261, namun dalam Pikobar mencapai 1514 orang.
“Coba Kepala Dinas Kesehatan, ini ko bisa beda bagaimana,” katanya.
Hasil perbandingan terkait data Pikom dan Pikobar, memang ada perbedaan yang sangat mencolok terutama pada angka terkonfirmasi dan kematian.
Menurut data Pikom per Selasa (12/1), di Majalengka ada 1261 orang terkonfirmasi positif Covid – 19 dengan rincian aktif Covid – 19 sebanyak 200 orang, dinyatakan sembuh sebanyak 946 orang dan meninggal 123 orang.
Sementara, data yang dipublish Pikobar per Senin (11/1), ada 1514 orang terkonfirmasi positif di Majalengka, dengan 268 orang masih aktif Covid – 19, sebanyak 1216 orang dinyatakan sembuh dan 30 orang diantaranya meninggal dunia.
Menindaklanjuti hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Majalengka Alimudin menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti darimana Pikobar memperoleh data Covid – 19.
Sebab hingga kini pihaknya melaporkan data harian Covid – 19 ke dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
“Nah ini, Pikobar saya juga tidak tahu datanya darimana sumbernya,”ujar Ali saat ditemui di ruangannya, Kamis (14/1).
Ali melanjutkan, dia menduga Pikobar memperoleh data dari Kominfo kabupaten Majalengka. Namun, tidak memvalidasi data tersebut sehingga terjadi perbedaan.
“Kalau kita jelas, seluruh Puskesmas dan RSUD melaporkan ke kita, terus melaporkan ke Dinkes Provinsi. Jadi jelas garis distribusi data itu,” paparnya.
Ali juga menjamin, jika semua data yang dikeluarkan pihaknya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Kita jelas datanya, ada kok arsipnya,” pungkasnya. (Munadi).