Kemudian renovasi bekas Rumah Sakit Citra Ibu, penyediaan stok sembilan bahan pokok (sembako), penyediaan stok pangan, aktivasi posko Crisis Center, penanganan dampak ekonomi, insentif tenaga medis dan jaringan pengaman sosial.
Dari 12 item tersebut diduga masih terjadi tumpang tindih. Misalkan, penyediaan stok sembako senilai Rp 500 juta yang berada di Bagian Ekonomi Setda, penyediaan stok pangan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Rp 2,5 miliar serta jaring pengaman sosial di Dinas Sosial (Dinsos) Rp 26 miliar.
Ketiga titik tersebut semua sama digunakan untuk pengadaan sembako yang dilakukan tahap I oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan sebanyak 25 ribu paket dengan harga masing-masing Rp 200 ribu.
Total paket tersebut 20 ribu oleh Dinsos, 2.500 paket dari Bagian Ekonomi dan 2.500 paketnya lagi disalurkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
“Yang paling disoroti adalah pengadaan dan renovasi rumah sakit darurat, bantuan alat pelindung diri, alat-alat pendukung kesehatan, dugaan doubel anggaran opersional yang dikelola Dinsos dan pengusaha pemenang proyek sembako, belum jelasnya pengalokasian penanganan dampak ekonomi sektor pertanian, peternakan dan KUKM, pengalokasian bantuan dari Crisis Center serta hal-hal penting lainnya,” jelas Iyan
Discussion about this post