KAB. CIREBON, (FC).- Musyawarah Cabang DPC APTRI PG Tersana Baru yang digelar di Hotel Dedy Jaya Ciledug Cirebon telah ditetapkan kepengurusan DPC APTRI PG Tersana Baru yang baru.
Acara digelar dengan menjalankan protokol kesehatan, peserta yang hadir dengan memakai masker.
Ketua DPC APTRI PG Tersana Baru Periode 2021-2026 terpilih, H. Mulaydi menuturkan, pada periode kedua dipilihnya ia menjadi ketua DPC APTRI secara aklamasi dan telah menyusun kepengurusan.
“PR besar bagi kami karena dengan situasi pandemi Covid-19, kita dihadapkan dengan pemulihan ekonomi nasional termasuk dari bidang perkebunan sendiri,” kata Mulyadi kepada FC, Rabu (24/2).
Ditambahkannya, pemerintah mempunyai program swasembada gula, tentunya bagaimana produktivitas gula bisa meningkat dan bisa memenuhi kebutuhan gula secara nasional.
“Sejauh ini, kendala di lapangan (on farm) yaitu pembiayaan, walaupun sudah ada program KUR, selain itu juga kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi karena jumlah subsidinya dikurangi mungkin karena dana subsidinya di refocusing (dialokasikan) untuk penanganan Covid-19,” ujarnya.
Dengan program swasembada gula, imbuhnya, dirinya mempunyai optimisme bahwa program tersebut bisa berhasil apabila ada dukungan atau sinergitas antara kementerian atau lembaga.
“Menyangkut juga Kementerian BUMN, khususnya di PG Tersana Baru Babakan, yang merupakan peninggalan dari jaman Belanda, sehingga harus dipikirkan bagaimana pada saat produksi bahan baku udah siap, sedangkan di pabrik sendiri belum bisa memaksimalkan efisiensi dalam proses penggilingan, ini harus bisa perbaikan secara menyeluruh,” tegasnya.
Selain itu pula, ditambahkannya lagi, untuk Menteri Perdagangan bagaimana mengatur dan mengamankan harga gula, walaupun sudah ada eceran terendah dan tertinggi, harapan dirinya agar bisa ditinjau ulang, sudah 4 tahun belum ada perubahan sedangkan biaya produksi semakin tinggi.
“Walaupun kami mengerti, pemerintah juga harus memikirkan konsumennya. Kalau dulu ada perhitungan harga gula itu 1,5 kg harga beras, dan itu pantas, walau itu bukan perhitungan yang resmi,” ujarnya.
Kedepannya, dengan mendapat amanah kembali, pengurus mempunyai komitmen untuk membangkitkan terus semangat petani tebu, dan tidak bosan untuk tetap mewarnai kebijakan pemerintah baik on farm maupun off farm di pabrik dalam menentukan harga gula.
“Dengan bersama, apapun akan ada jalan atau solusi yang kita harapkan,” pungkasnya. (Harun)
Discussion about this post