KAB. CIREBON, (FC).- Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC) mengakui ada 156 titik tanggul sungai kritis di wilayah Kabupaten Cirebon yang menjadi tanggungjawab BBWSCC dan belum tertangani.
Dari jumlah tersebut baru 32 titik yang telah diperbaiki oleh BBWSCC.
“Tanggul sungai kritis di Kabupaten Cirebon cukup banyak, 156 titik yang kritis, dan baru sekitar 32 titik yang telah diperbaiki dan dinormalisasi oleh BBWSCC,” kata Kepala BBWSCC Ismail Widadi kepada FC melalui sambungan telepon selularnya, Senin (22/11).
Kondisi tersebut, saat memasuki musim penghujan tahun ini akan sangat memungkinkan mengancam beberapa wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalami tanggul kritis.
“Kalau didata kita itu untuk wilayah Cirebon, ada 124 titik kritis sungai yang belum tertangani oleh kita, dan itu akan sangat memungkinkan mengancam beberapa wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS),” tuturnya.
Menurutnya, 124 titik kritis tanggul sungai yang belum tertangani tersebut lantaran cepatnya aliran air sungai merusak.
“Sekarang cuaca tidak bisa diprediksi, begitupun aliran air sungai yang sangat cepat merusak ketimbang usaha kita memperbaiki secara teknis,”ujarnya.
Ismail juga mengungkapkan, perbaikan dan normalisasi sungai tidak bisa dilakukan dengan cepat.
“Kalau pengerjaan secara teknis itu tidak bisa cepat, tergantung kepada tingkat kerusakannya juga, ada yang ringan ya tentu bisa agak dipercepat, dan ada yang berat, itu tentu memerlukan waktu yang agak lama,” ungkapnya.
Terpisah, Sekdes Gunungsari Kecamatan Waled Aris Suherman mengaku sangat kecewa dengan tidak adanya upaya dari pemerintah dan BBWSCC dalam penanggulangan banjir di desanya.
“Sudah tahu desa kami langganan banjir tetapi nggak ada upaya sama sekali, “ujar Aris.
Harusnya, aku Aris, BBWSCC dan pemerintah memperhatikan prioritas penanggulangan banjir di wilayah yang menjadi langganan banjir.
“Kita ini daerah langganan banjir paling parah, jadi harus prioritas, jangan disamakan dengan daerah lainnya,”tuturnya. (Nawawi)
Discussion about this post