KAB. CIREBON, (FC).- Warga Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon membuat cerucuk penahan tanah dari ratusan bambu runcing sepanjang 2 meter untuk mencegah pergerakan tanah di jalan poros kabupaten, tepatnya di ruas Cipeujeuh – Kamarang, Minggu (20/4).
Hal itu dilakukan kondisi tanah yang beberapa hari lalu mengalami longsor semakin bergerak.
Wakil Ketua BPD Belawa, Yayat Ado mengatakan, sudah lebih dari seminggu terjadi longsor di jalan Cipeujeuh Kamarang dan semalam kembali terjadi lagi longsor susulan pada saat hujan besar.
Pria yang karib disapa Ado ini mengklaim dari pengalamannya sebagai orang yang lahir dan besar di Desa Belawa, jika pergerakan tanah atau longsor di jalan Cipeujeuh – Kamarang tidak segera ditangani serius oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, bisa dipastikan akses utama masyarakat dari Desa Belawa, Wangkelang, Greged dan Gumulung terputus.
“Kami dari BPD, Pemdes, LPMD, Linmas dan masyarakat bersewadaya membuat cerucuk dari bambu untuk menghentikan sementara pergerakan tanah dijalan poros kabupaten ruas Cipeujeh Kamarang,” paparnya.
Ado berhara, Pemerintah Kabupaten Cirebon serius menangani pergerakan tanah dijalan poros ruas Cipeujeh Kamarang.
Sementara, Kuwu Belawa, Deni Kusuma mengklaim telah melaporkan kondisi pergerakan tanah di jalan poros kabupaten ruas Cipeujeuh – Kamarang tersebut pada pihak BPBD dan Dinas PUTR Kabupaten Cirebon. D
eni berharap Pemkab Cirebon segera melakukan penanganan diarea longsor tersebut dan memperbaiki jalan yang rusak di sepanjang ruas jalan Cipeujeuh – Kamarang. “Kami minta Pemkab segera memperbaiki akses jalan ini, apalagi Desa Belawa merupakan desa wisata yang memerlukan akses jalan yang bagus,” singkatnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Cirebon diminta segara menangani longsor di ruas jalan Cipeujeh Kamarang yang berpotensi memutus akses utama masyarakat Desa Belawa Wangkelang, Greged dan Gumulung Lebak.
Tokoh Pemuda Desa Belawa, Irvan Veriana (35) mengatakan, pergerakan tanah diruas jalan Cipeujeuh – Kamarang tersebut sudah terjadi dalam sepekan terakhir, namun Pemkab Cirebon hanya memasang dua rambu-rambu peringatan yaitu papan peringatan awas jalan longsor dan jalan berlubang.
“Kami mendesak Pemerintah Kabupaten Cirebon segera menangani pergerakan tanah dan memperbaiki jalan rusak yang sekarang longsor,” kata Irvan.
Irvan mengingatkan Pemkab Cirebon tidak lalai pada tanggungjawabnya yaitu memberikan fasilitas umum yang baik seperti jalan bagus. Pasalnya jalan rusak diruas Cipeujeuh – Kamarang sering mengakibatkan kecelakaan hingga korban meninggal dunia.
“Kami minta Pemkab tidak tutup mata, sudah banyak masyarakat yang menjadi korban kecelakaan akibat jalan rusak,” tegasnya.
Menurut Irvan, pergerakan tanah yang sekarang mengancam akses utama jalan Cipeujeh Kamarang diakibatkan hujan lebat dan hilangnya pohon-pohon keras seperti bambu, pete cina sebagai penyangga dan penguat tanah.
Untuk itu, Ia meminta pemerintah melakukan sosialisasi pada masyarakat agar tidak menebang pohon-pohon yang menjadi penyangga tanah yang akan mengakibatkan bencana longsor.
“Longsor ke dua di ruas Jalan Cipeujeh Kamarang terjadi semalam akibat hujan lebat dan hilangnya pohon-pohon keras dilokasi longsor,” ujarnya.
Sementara Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Diah Irwani Indriyati mengaku telah melaporkan pergerakan tanah diruas jalan Cipeujeuh – Kamarang pada pihak BPBD dan Dinas PUTR Kabupaten Cirebon.
“Kemarin sudah ditinjau BPBD dan hari ini akan ditindaklanjuti dinas terkait,” singkat Legislator Golkar asal Dapil 6 Kabupaten Cirebon tersebut. (Nawawi)
Discussion about this post