MAJALENGKA, (FC).- Memasuki masa PPKM level 2, seluruh lokasi wisata yang ada di Kabupaten Majalengka sudah mulai diizinkan untuk beroperasi sejak 26 Agustus lalu.
Namun beberapa obyek wisata belum merasakan geliatnya para pengunjung setelah mulai dibuka, diantaranya River Tubing Cikadongdong dan Terasering Panyaweuyan Majalengka.
Pengelola obyek wisata River Tubing Cikadongdong, Panji Raharja mengaku, pihaknya belum merasakan kembali membludaknya pengunjung seperti sebelum PPKM.
Dikatakannya, sebelum pembatasan mobilitas masyarakat, pengunjung yang datang bisa mencapai ratusan orang.
“Saat ini yang berkunjung baru dikit-dikit, belum stabil,” ujar Panji kepada wartawan, Sabtu (4/9).
River Tubing Cikadongdong sendiri berada di Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.
Di sana, pengunjung mendapatkan sensasi berselancar dengan arus air yang cukup deras.
Bagi para pengunjung yang hendak bermain river tubing, ada dua penawaran jarak yang bisa dipilih.
Untuk jarak 350 meter, pengunjung hanya membayar sebesar Rp25 ribu di weekday dan Rp30 saat weekend.
Sementara, jarak terjauh bisa mencapai 1 kilometer dengan kocek Rp85 ribu per orang.
Meski olahraga river tubing terbilang ekstrem, pengunjung masih bisa tetap aman karena pengelola sudah membuat jalur yang aman dengan menata bebatuan tersebut.
Selain itu, di bagian-bagian tertentu ada tim yang berupaya menjaga agar peserta olahraga river tubing bisa tetap aman.
Pengunjung juga bisa aman karena pengelola sudah memberikan pelindung bagi peserta, seperti helm, pelindung tangan, lutut dan pelampung.
Sama halnya River Tubing Cikadongdong, obyek wisata Terasering Panyaweuyan juga merasakan hal yang sama. Belum ada keramaian yang berarti seperti bulan-bulan yang lalu.
Mulyadi, selaku Pengelola Wisata Terasering Panyaweuyan mengaku, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sepinya pengunjung. Salah satunya, karena faktor musim tanam.
“Jadi kalau lagi kemarau begini kan, para petani tidak sedang menanam, tapi lagi panen. Jadi tidak hijau, itu faktor yang mempengaruhi nya,” ucap Mulyadi.
Selain itu, masih banyaknya daerah yang masih menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pemberlakuan PPKM menjadi alasan lain.
Ia menduga, masyarakat masih enggan bepergian karena ribetnya syarat perjalanan.
“Apalagi sekarang ada wacana, harus menunjukkan kartu vaksin. Itu yang mungkin orang males keluar untuk wisata, takut ditanyain kartu vaksin,” jelas dia.
Kendati demikian, Mangku biasa Ia disapa, meyakini lambat laun obyek wisata yang dikelolanya kembali dipadati pengunjung, meski masa pandemi Covid-19 masih berlangsung.
“Kapasitas di Panyaweuyan sendiri 300 orang. Kalau sebelum pandemi, selalu di atas kapasitas. Ini menjadi destinasi favorit wisatawan,” katanya.
Terpisah, walau di beberapa tempat wisata sepi pengunjung, namun
Alun-alun Majalengka justru mulai dipadati pengunjung.
Setiap menjelang sore tiba, ratusan pengunjung mendatangi Alun-alun Majalengka yang terkenal akan keindahannya.
Mereka yang datang dari berbagai wilayah di sekitar Kita Majalengka.
Bahkan, ada juga pengunjung yang data dari luar kota seperti Indramayu, Cirebon dan Kuningan.
“Saya sore ini sengaja datang ke Alun-alun Majalengka beserta keluarga untuk menyaksikan wisata yang religius. Karena disamping pemandangan bagus karena dekat dengan Pendopo Kantor Bupati Majalengka, Alun-alun Majalengka dekat sekali dengan Masjid Al Imam, sehingga disamping kita berwisata, kita juga bisa melakukan ibadah salat di masjid tersebut manakala waktu salat tiba,” kata Ratnasari, pengunjung Alun-alun Majalengka. (Munadi).