KAB. CIREBON, (FC).- Menindaklanjuti surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, sebagaimana instruksi Gubernur Jawa Barat dalam menyikapi banyaknya ijazah lulusan SMA dan SMK serta SLB yang masih ditahan di sekolah. SMA Negeri 1 Babakan Kabupaten Cirebon, di hari terahir pengambilan Selasa (3/2) masih menyisakan 20 ijazah dari 30 ijazah yang belum diambil.
Kepala SMAN 1 Babakan, Dedi Hidayat mengungkapkan, pasca adanya surat edaran Disdik Jabar bahwa satuan pendidikan, dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi tidak diperkenankan untuk menahan atau tidak memberikan ijazah kepada pemilik ijazah yang sah dengan alasan apapun, sejak 23 Januari 2025 lalu langsung memberitahukan kepada siswa atau keluarga yang belum mengambil ijazahnya untuk mendatangi SMAN 1 Babakan hingga batas akhir pada hari Selasa (3/2).
“Dari sekitar 30 ijazah yang belum diambil, kini tersisa sejumlah 20 ijazah masih belum diambil, dan didata untuk dilaporkan ke Kantor Cabang Dinas wilayah X Disdik Jabar,” paparnya.
Lanjut disampaikan Dedi, dari sekian banyak yang belum diambil ijazahnya, rata-rata alasannya karena belum sempat, karena selepas lulus sekolah langsung bekerja, bahkan sudah pindah tempat tinggal ke daerah lain, kemudian juga ada yang belum cap tiga jari, sehingga tidak bisa diberikan kecuali kalau mereka mau datang ke sekolah.
“Kemarin kami sudah berusaha untuk menyampaikan sampai door to door diberikan ke rumah masing-masing, kebanyakan memang tidak ada permasalahan atau sangkutan apa-apa, sebenernya persoalan administrasi untuk sekolah negeri itu tidak ada. Yang paling lama ada yang lulusan tahun 2019,” jelasnya.
Sementara, Pengawas dari KCD wilayah X Disdik Jabar, Indra Yusuf yang melakukan pemantauan proses pemberian ijazah di hari terahir di SMAN 1 Babakan mengungkapkan, Kepsek SMAN 1 Babakan sudah merespon dengan baik.
Bahkan pihak sekolah bukan hanya menunggu, tetapi terjun langsung door to door ke rumah alumni atau orang tua siswa.
Diakuinya memang beberapa kendala ditemui seperti sudah pindah rumah, kerja, ada juga yang belum sempat cap tiga jari.
Sebenarnya tidak ditemukan permasalahan administrasi keuangan, tetapi hanya karena belum cap tiga jari, sehingga siswa harus datang langsung ke sekolah.
“Untuk kebijakan lebih lanjut kami masih menunggu kebijakan selanjutnya dari Disdik Jabar, saat ini kami hanya mendata sisa berapa yang belum diambil, mungkin sisanya yang belum diambil ke depan akan kerjasama dengan kecamatan atau desa, tetapi sampai saat ini masih belum ada informasi lanjutan,” terangnya.
Adanya edaran agar ijazah yang belum diambil untuk segera dilakukan pengambilan dirasakan langsung oleh salah satu alumni SMAN 1 Babakan tahun 2019, Adinda Farah.
Dirinya belum sempat mengambil ijazah karena lulus sekolah langsung kerja di Purwokerto sehingga jarang pulang, apalagi semenjak orang tuanya meninggal kini dia ikut saudaranya yang ada di Brebes, sehingga kesempatan ke sekolah sepertinya sangat sulit.
Apalagi ketika libur pulang, sekolah juga sedang libur. Adanya informasi agar ijazah yang belum diambil membuat dirinya meminta cuti ke perusahaan untuk mengupayakan mengambil ijazahnya.
“Saya tahunya dari teman, sehingga saya minta ijin ke perusahaan untuk ambil ijazah ini. Senang bisa diambil, apalagi apabila ada tunggakan jadinya gratis,” ungkapnya. (Nawawi)
Discussion about this post