KAB. CIREBON, (FC).- Sejak bulan Januari lalu, hotel The Radiant yang berada di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon resmi digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon sebagai tempat isolasi mandiri baik untuk masyarakat maupun tenaga kesehatan (Nakes) yang terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni melalui Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes), Didin Sarifudin mengatakan, nakes yang terpapar dan menempati hotel tersebut jumlahnya masih sangat sedikit.
Pasien yang menempati hotel tersebut, kata Didin, didominasi oleh masyarakat umum dari berbagai wilayah di Kabupaten Cirebon.
“Untuk nakes masih sedikit, apalagi sudah vaksinasi yang kedua, kalaupun ada juga mungkin sedikit. Tapi saya belum lihat datanya, justru yang banyak itu masyarakat,” kata Didin, Selasa (23/2).
Hingga Selasa (23/2) kemarin, lanjut Didin, pasien positif Covid-19 dengan status OTG yang memanfaatkan tempat tersebut untuk isolasi jumlahnya sudah mencapai 30 orang.
Menurutnya, mulanya tempat tersebut memang diperuntukkan bagi pasien OTG. Pada perkembangannya, pihaknya juga mengutamakan pasien OTG yang risiko penularannya sangat tinggi.
Seperti, pasien yang berada di pemukiman padat penduduk, rumah pasien yang tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat isolasi mandiri atau rumah pasien yang terdapat pasien Covid dengan komorbid (penyakit bawaan).
Dari kapasitas 39 kamar yang terbagi dua lantai itu, Sarifudin mengungkapkan, lantai atas yang digunakan untuk pasien laki-laki sudah terisi penuh.
Sedangkan pada lantai bawah yang diperuntukan bagi pasien perempuan masih tersisa 10 kamar lagi.
“Sebenarnya kita tidak memilah-milah yang di atas untuk laki-laki dan di bawah untuk perempuan. Tapi nanti kita lihat situasinya, nanti bisa dipakai untuk pasien laki-laki juga,” jelasnya.
Hingga saat ini, sambung Sarifudin, sudah ada beberapa pasien lagi yang mengajukan untuk isolasi di The Radiant.
Data terakhir yang diterima pihaknya, sudah ada 20 pasien OTG yang masuk daftar tunggu untuk menempati hotel tersebut.
“Terakhir, pekan ini ada 20 yang waiting list atau daftar menunggu,” terang Didin.
Ia menambahkan, jika nantinya tempat tersebut penuh akibat membludaknya jumlah pasien OTG, pihaknya mengakui belum berencana menambah atau menyewa hotel lain.
Kalaupun terjadi peningkatan pasien, solusinya adalah menambah bed saja. Karena, sejak awal hotel tersebut dikontrak untuk jangka waktu 90 hari.
“Kontrak yang pertama untuk 60 hari dari tanggal 21 Januari sampai 21 Maret 2021. Rencana sih 90 hari, tapi kemarin anggaran kita itu baru untuk 60 hari,” paparnya. (Ghofar)
Discussion about this post