KOTA CIREBON, (FC).- Pergantian musim atau pancaroba, biasanya ditandai dengan angin kencang, hujan tak menentu yang datang tiba-tiba dalam waktu singkat, udara terasa panas dan cuaca tiba-tiba terik, serta arah angin tidak teratur.
Imbasnya, terjadi berbagai musibah, seperti pohon tumbang, banjir dan lainnya.
Atas hal tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bersiap menghadapi perubahan cuaca saat ini.
Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir resiko bencana yang dapat timbul, seperti banjir dan pohon tumbang, seiring datangnya musim hujan.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Iing Daiman, Kamis (7/11).
“Kami sudah memberikan arahan kepada seluruh perangkat daerah melalui grup, terkait antisipasi musim hujan. Tujuannya untuk mengurangi potensi bencana, seperti banjir dan pohon tumbang,” ujar Iing.
Beberapa perangkat daerah, kata Iing, sudah melakukan langkah-langkah persiapan. Seperti Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP), telah melakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon yang dianggap rawan tumbang.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon juga telah siaga penuh untuk menghadapi potensi bencana, bersama dinas-dinas terkait lainnya.
Selain itu, lanjut Iing, Pemda Kota Cirebon telah melakukan normalisasi sungai di beberapa titik yang dianggap rawan banjir.
“Meskipun normalisasi ini belum optimal, InsyaAllah kami akan berusaha memaksimalkannya,” pungkas Iing.
Sementara, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada dan siap-siaga menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi.
“Pemerintah Daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan. Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025. Situasi ini juga berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi,” ungkap Dwikorita di Jakarta,
Dwikorita mengatakan, Pemerintah juga harus meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.
Selain itu juga perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau. (Agus)
Discussion about this post