KAB. CIREBON, (FC).– Pemkab Cirebon melalui Dinas Kesehatan melaunching Implementasi Grebeg Stunting Cirebon Katon dan Aplikasi Zibanting di GOR Ranggajati, Kelurahan Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Senin (24/6).
Bupati Cirebon,H Imron mengatakan, launching implementasi Grebeg Stunting Cirebon Katon dan Aplikasi Zibanting merupakan kerjasama dinas kesehatan dan dinas terkait hingga kecamatan, desa dan kader untuk penanganan stunting.
Menurutnya, launching aplikasi Zibanting bertujuan untuk mengetahui stunting yang ada di tiap kecamatan.
“Kader di bawah harus melaporkan, termasuk tindakan-tindakan dari puskesmas dan kader sejauhmana hasilnya,” kata Imron.
Menurutnya, sementara stunting di Kabupaten Cirebon termasuk tinggi, maka ia minta dinas – dinas untuk membuat inovasi penanganan stunting. Selain untuk pembinaan terhadap masyarakat, juga ada penanganan stunting.
“Dengan digulirkannya program ini diharapkan stunting di Kabupaten Cirebon dapat berkurang,” harapnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Cirebon, H Hilmy Rivai mengatakan, prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon sampai dengan tahun 2022 di angka 18 sekian persen. Dengan program implementasi pencegahan stunting melalui Zibanting ini mudah-mudahan adalah sebuah proses efisiensi, efektifitas pelayanan terhadap pencegahan stunting.
“Kita berharap di tahun 2024 di angka 14 persen. Kalau Provinsi Jawa Barat lebih extrem lagi, kita di angka mendekati zero stunting dinamakan new zero stunting. Tapi kita berupaya dengan ssemaksimal mungkin,” kata Hilmy.
Hilmy melanjutkan, pada saat pelaksanaan launching stunting ini ia berharap tidak hanya tanggungjawab Dinas Kesehatan, DPPKBP3A, Dinsos, namun menjadi tanggungjawab secara komprehensif mulai Bupati, Wabup, Sekda dan zemua dinas.
“Ini menjadi kewajiban bersama, karena ini perintah Presiden dalam rangka menyiapkan generasi emas menghadapi tahun 2045,” kata Sekda.
Menurutnya, sudah saatnya untuk terjun ke lapangan dalam penanganan stunting, termasuk asupan gizi dan bagaimana anak mendapat kesehatan yang lebih baik, baik dari Dinas Kesehatan, DPPKBP3A, DKPP, Dinas Pertanian, DPKPP, DPUTR.
“Tidak boleh lagi ada yang menyatakan ini bukan tugas saya. Kita harapkan anggarannya terimplementasi untuk pelaksanan pencegahan stunting. Target standar 2024 penurunan prevalensi dari 18 persen ke 14 persen. Inginnya sesuai arahan Presiden dan Gubernur mengarah ke new zero stunting walaupun ini sangat berat tapi kita ingin di angka 14 serendah-rendahnya,” harapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah mengatakan, launching Implementasi Grebeg Stunting Cirebon Katon dan Aplikasi Zibanting ini merupakan stategi optimalisasi konvergensi kecepatan penurunan stunting yang ada di Kabupaten Cirebon.
Pihaknya mencoba mengimplementasikan dengan empat desa percontohan di Kecamatan Talun. Karena Kecamatan Talun ini desa lokus stuntingnya terbanyak.
“Jadi kita ujicobakan dulu.Tentunya nanti akan direplikasikan kepada 24 yang menjadi lokus di tahun 2023 ini. Total stunting 14.014 tersebar di seluruh Kabupaten Cirebon. Tapi yang menjadi lokus stunting ada di 28 desa 9 kecamatan dan10 puskesmas,” kata Neneng.
Menurutnya, aplikasi Zibanting ini aplikasi yang memudahkan bagi kader dan masyarakat mengetahui faktor risiko apa yang terjadi kepada kasus-kasus risiko stunting, sehingga nanti mudah untuk dilakukan intervensi.
Misal, kata Neneng, sebabnya karena tidak diberikan asi, lalu diadakan penyuluhan sehingga kedepannya diberikan asi.
“Terus faktor risikonya, misal karena sakit-sakitan tapi dapat dicegah dengan imunisasi, berarti harus dipenuhi imunisasi dasar lengkapnya atau karena faktor tidak memiliki sanitasi yang baik dalam hal ini jamban, maka kita akan berkerjasama dengan Baznas untuk memenuhi jamban yang sehatnya. Jadi memang setiap keluarga atau balita tidak sama intervensinya, tergantung faktor penyebabnya,” katanya. (Ghofar)
Discussion about this post