KARANGWARENG, (FC).- Pemerintah Desa Jatipiring, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, memprioritaskan pembangunan senderan untuk menanggulangi banjir tahunan.
Kuwu Jatipiring, Kusnadi mengatakan, setiap musim hujan, Desa Jatipiring selalu terkena banjir dari saluran air sungai Cipangundan yang merupakan aliran dari sungai Ciberes Kuningan.
“Setiap musim hujan, terutama di bulan Maret, desa kami selalu terkena banjir, bisa sampai 3 kali dalam setahun, untuk itu di tahun ini kami akan prioritaskan pembangunan senderan dari Dana Desa” kata Kusnadi kepada “FC” Selasa (21/01).
Kusnadi menuturkan, pihaknya sudah sejak tahun 2017 telah mengusulkan normalisasi sungai ke pihak terkait di tingkat kabupaten maupun provinsi, namun sampai sekarang belum ada tindaklanjutnya.
“Kami sudah beberapa kali diminta untuk mengukur, bahkan sudah ada yang datang dari pihak dinas terkait, namun sampai saat ini belum ada realisasinya,” ungkapnya.
Sementara itu, ia menambahkan, selain pembangunan senderan, di tahun 2020 ini pihaknya telah merencanakan untuk pembangunan taman bermain, penambahan modal BUMDes dan pengerasan jalan.
“Tahun 2019, kami sudah memberikan modal sebesar Rp100 juta untuk BUMDes, dan dikelola untuk usaha peternakan kambing. Di tahun ini, kami mengharapkan BUMDes mampu menyewa lahan untuk bisa lebih berkembang usaha ternak kambingnya,” ujarnya.
Ditambahkannya lagi, dengan penghasilan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang kecil, pihaknya sangat berharap kepada BUMDes dapat meningkatkan PADes bagi Desa Jatipiring, dan untuk itu di tahun 2020 akan ada penambahan modal sebesar Rp50 Juta.
“Kami hanya memiliki tanah titisara seluas 3 hektare, jadi PADes-nya hanya dari itu saja, sedangkan sewa tanah sekarang turun karena usaha perkebunan tebu sedang mengalami penurunan,” ujarnya.
Kusnadi yang menjabat di periode kedua ini berharap, kedepan mampu membangun saluran irigasi yang mampu mengairi tanah yang ada di Desa Jatipiring yang bisa menaikkan hasil perkebunan. “Sejak saya menjadi Kaur Keuangan selama 5 tahun dan menjadi Kepala Dusun selama 5 tahun juga, tanah di desa kami hanya tadah hujan, jadi hanya cocok untuk tebu, kalau ada irigasi dimungkinkan bisa digunakan untuk jenis tanaman lainnya,” pungkasnya. (Harun)
Discussion about this post