KAB. CIREBON, (FC).- Penanganan sampah liar di wilayah Kabupaten Cirebon dipertanyakan. Pasalnya, tumpukan sampah liar masih terlihat di beberapa titik.
Kondisi tersebut tampak dibiarkan tanpa ada penanganan yang serius oleh dinas terkait.
Padahal, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon mengaku sudah membentuk Tim Saber Sampah untuk menyisir sampah tersebut setiap hari.
Seperti yang ada di Jalan Ki Ageng Tapa, tepatnya di Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber, tumpukan sampah tampak dibiarkan begitu saja oleh dinas terkait.
Padahal keberadaan Kelurahan Gegunung tidaklah jauh dari lokasi tumpukan sampah.
Warga setempat, Rendi (27) mengaku tumpukan sampah kurang lebih ada sejak dirinya belum bekerja di gudang ini. Bahkan bau yang ditimbulkan dari tumpukan sampah liar tersebut cukup mengganggu.
“Sesekali, kalau anginnya mengarah ke gudang ya baunya lumayan sih, tapi kalau anginnya tidak mengarah ke gudang tidak terlalu bau,” katanya kepada FC, Kamis (23/9).
Untuk meminimalisir bau yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah tersebut, aku dia, terkadang ia membakar tumpukan sampah tersebut. Menurutnya, tetangga sebelah gudang juga kerap membakarnya.
“Debit sampah sering bertambah dari hari ke hari, karena tumpukan sampah ini persis berada di pinggir jalan. Makanya untuk meminimalisir ya sewaktu-waktu kami bakar,” ujar Rendi.
Terlebih, dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, ia tidak melihat ada Tim Saber Sampah yang mengangkutnya. Sehingga, sampah menjadi kian menggunung dan mengganggu pemandangan.
“Sepengetahuan saya itu belum pernah diangkut,” katanya.
Selain di daerah perbatasan tersebut, tumpukan sampah liar juga menghiasi Jalan Baru yang menghubungkan Kelurahan Watubelah dengan Kelurahan Pejambon.
Kemudian di Jalan Fatahillah tepatnya di Blok Watubelah Pasar, Jalan Kisabalanang, Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru dan di belakang Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon.
Ironisnya, beberapa titik sampah liar yang berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon justru luput dari sasaran Tim Saber Sampah.
Apalagi lokasi sampah liar yang jauh dari pusat pemerintahan, seperti di wilayah barat dan timur Cirebon.
Terpisah, saat dikonfirmasi, Lurah Kemantren Ike Sri Agustina mengaku, tumpukan sampah tersebut adalah akibat ulang tangan-tangan yang tidak tertib membuang sampah.
Pasalnya warga nya tidak ada yang membuang sampah sembarangan.
“Kondisi sampah liar itu saya baru tahu. Itu bukan warga kami yang buang, tapi pejalan yang sambil melintas, karena kondisi jalan yang sepi,” kata Ike kepada FC melalui sambungan telepon selularnya.
Ike menambahkan, rencana besok akan menininjau ke tempat sampah liar, bila perlu pihaknya akan memasang papan atau spanduk himbauan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya menyampaikan, upaya penanganan sampah yang dilakukan DLH sudah berjalan secara maksimal.
Pihaknya bahkan sudah mengerahkan Tim Saber Sampah liar menggunakan 6 unit kendaraan truk.
Agar penanganan sampah bisa merata, kata dia, 6 unit kendaraan pengangkut sampat liar tersebut dibagi di wilayah barat dan timur masing-masing 3 unit.
Deni mengatakan, dibentuknya Tim Saber Sampah tersebut untuk menjawab tudingan terkait penanganan sampah yang dilakukan DLH.
Pasalnya, banyak pihak kerap mengindikasikan belum baiknya penanganan sampah itu dari adanya sampah yang berserakan di jalan.
“Saya sudah tangani dengan cara penyisiran sampah liar. Tapi ketika sudah bersih, masyarakatnya buang lagi. Itu kan berarti ada perilaku sosial yang harus dipecahkan bersama,” kata Deni.
Dijelaskan Deni, kendala yang dihadapi dalam penanganan sampah di Kabupaten Cirebon itu yakni akibat kurangnya TPA. Saat ini, kabupaten hanya memiliki satu TPA, yakni TPA Gunung Santri di Kecamatan Palimanan. (Ghofar)