KAB. CIREBON, (FC).- Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah timur Kabupaten Cirebon, Minggu (11/2), mengakibatkan ribuan rumah di delapan desa di Kecamatan Pabedilan, Kecamatan Waled dan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon terendam.
Camat Pabedilan, Moch Yusuf menyampaikan, banjir yang merendam desa di wilayah Kecamatan Pabedilan, disebabkan hujan deras yang turun pada Minggu (11/2) siang hingga malam, mengakibatkan sungai yang ada di wilayah kerjanya, salah satunya kali Tersana yang tidak dapat menampung debit air sehingga meluap dan merendam ke pemukiman warga.
Dijelaskannya, air mulai memasuki ke pemukiman warga sekitar pukul 21.00 WIB, dan sekitar pukul 01.00 WIB air mulai merata merendam pemukiman di delapan desa di Kecamatan Pabedilan.
“Kalau banjir terjadi di Desa Tersana, Silihasih, Pabedilan Kulon, Pabedilan Wetan, Kalimukti, Babakan Losari, Babakan Losari Lor, dan Desa Kalibuntu,” terangnya, Selasa (12/2).
Menurutnya, banjir yang terjadi sekarang ini terbilang cukup parah, apabila dibandingkan dengan banjir yang terjadi sekitar tiga tahun yang lalu.
“Dari pantauan kami bersama unsur Muspika semenjak malam, alhamdulillah pagi ini debit air mulai surut,” jelasnya.
Dirinya berharap ke depan adanya normalisasi sungai-sungai yang ada di wilayah kerjanya dari mulai hulu hingga ke hilir, pasalnya semenjak adanya normalisasi wilayah Kecamatan Pabedilan lebih kurang tiga tahun tidak mengalami banjir seperti sekarang ini.
Menurutnya, kali Tersana yang mengalami penyempitan di wilayah pelayanan Kecamatan Gebang, harus segera dilakukan normalisasi, sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi kali Tersana minimal dapat menampung debit air.
Yusuf menyebut, normalisasi sungai kerap dilakukannya melalui Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) maupun melalui pokok pikiran (Pokir), dan upaya tersebut terbilang efektif untuk meminimalisir terjadinya banjir yang disebabkan luapan sungai.
“Kami berharap ada sinergitas dan koordinasi dari pihak-pihak yang punya kewenangan baik itu dari pemerintah, dari DPRD, untuk perencanaan anggaran normalisasi dari bulu ke hilir,” ungkapnya.
Kuwu Tersana, Tarmudi mengatakan, sedikitnya ada sebanyak 800 rumah warga yang terdampak banjir dari meluapnya kali Tersana.
Menurutnya,banjir yang terjadi sekarang ini terbilang cukup parah, dengan ketinggian kisaran 30 hingga 60 centimeter dan luapan air mulai merendam pemukiman sekitar pukul 21.00 WIB dan puncak luapan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB.
Dirinya meminta kepada pihak terkait untuk melakukan normalisasi di hilir kali Tersana yang mengalami penyempitan. “Alhamdulillah dari pantauan yang dilakukannya pagi ini air mulai surut,” ungkapnya.
Senada juga disampaikan perangkat Desa Melakasari Kecamatan Gebang, Ahmad Mundzir mengungkapkan, jika ratusan rumah penduduk di wilayah Desa Melakasari terendam air banjir hingga kedalaman sekitar 40 centimeter, air berasal dari luapan saluran irigasi tersier yang tersumbat di jalan pantura.
Menurutnya luapan air yang datang dari saluran maneungteng meluap, saluran irigasi tersier yang berada di sepanjang jalan poros Desa Melakasari dan padat kawasan pemukiman warga membuat ketika terjadi luapan air langsung memasuki halaman dan rumah warga.
“Penanganan harus dilakukan peninggian tanggul saluran irigasi dan juga ada upaya untuk melakukan peninggian jembatan jalan pantura, karena air tersumbat di jembatan yang berada di bawah jalan jalur pantura,” terangnya. (Nawawi)