KAB. CIREBON, (FC), – Purna migran asal Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, Didi Kusnadi, menjadi salah satu dari tujuh purna migran Se Indonesia yang mendapatkan Penghargaan Purna Migran Inspiratif kepada tujuh tokoh purna migran dari berbagai daerah dari Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).
Pemberian penghargaan dilaksanakan di Wonosobo, Jawa Timur kami lalu (26/6) , dalam rangkaian peluncuran program Desa Migran Emas, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, sebagai bentuk apresiasi atas inovasi dan kontribusi luar biasa Didi dalam bidang kewirausahaan dan pemberdayaan purna migran, serta dedikasinya yang mampu menginspirasi komunitas migran di berbagai daerah.
Didi Kusnadi kepada FC, Minggu (29/6) menyampaikan, pemberian penghargaan dari Kementrian P2MI ini sungguh tidak menduga, konon katanya penghargaan tersebut diberikan kepada para purna migran yang bisa membangun wirausaha dan pemberdayaan kepada para purna migran.
Rasa hari bercampur bangga dirasakan oleh Didi Kusnadi, lantaran menurutnya bahwa dirinya mengaku merupakan keluarga PMI, dari dirinya, istrinya, kedua orang tuanya dan bahkan mertuanya merupakan purna PMI.
“Saya persembahkan hadiah ini untuk ibu saya yang telah tiada. Ibu dan bapak saya adalah purna migran dari Malaysia, istri saya pernah ke Taiwan, mertua saya juga pernah ke luar negeri, dan saya sendiri purna Korea.” Ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga mempersembahkan penghargaan ini untuk kawan-kawan migran, khususnya dari Cirebon, serta untuk BP2MI dan dinas-dinas yang selalu membersamai dirinya paska sepulangnya menjadi PMI di Korea, Didi berpesan kepada para purna migran agar jangan malu, namun untuk bisa menunjukkan bahwa purna migran bisa ikut serta dalam membangun negeri.
Untuk itu, Didi berharap, agar program pemberdayaan purna migran di Kabupaten Cirebon tidak hanya bertumpu pada Disnakertrans, tetapi juga melibatkan lebih banyak kolaborasi lintas sektor, termasuk BUMDes, Dinas Koperasi, dan lembaga keuangan mikro.
“Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa purna migran bukan beban, tetapi aset bangsa, dan Kabupaten Cirebon bisa menjadi percontohan daerah dengan transformasi ekonomi berbasis diaspora migran.” Terangnya.
Didi juga menambahkan, bahwa pada tahun 2024 lalu, lebih dari 11.400 warga Kabupatrn Cirebon diberangkatkan sebagai pekerja migran ke luar negeri.
Kalau dihitung potensi remitansinya, ini bisa mencapai ratusan miliar rupiah per tahun.
Pada hakikatnya, warga bekerja ke luar negeri karena kebutuhan ekonomi, sementara disini sulit mendapatkan pekerjaan yang mumpuni, kalau selang menjadi PMI bisa berwiraswasta yang menjanjikan disini, kenapa harus berangkat kerja ke luar negeri lagi.
“Sudah saatnya ada kebijakan konkret dan konsisten dari pemerintah dan juga instansi lain sebagai pendukung yang lebih kuat agar purna migran bisa pulang jadi juragan dan benar-benar berdaulat di tanah kelahirannya.” Harapnya. (Nawawi)
Discussion about this post