KOTA CIREBON, (FC).- Keraton Kasepuhan Cirebon kembali menggelar tradisi tahunan Ngapem dan Tawurji, Rabu (4/9).
Tradisi ini dipimpin langsung oleh Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat, dan Pangeran Raja Muhammad Nusantara.
Kegiatan diawali dengan tradisi Ngapem dan doa bersama di Langgar Alit, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi Tawurji.
Tradisi ini merupakan bagian dari perayaan Rabu Wekasan, atau Rabu terakhir di bulan Safar.
Pangeran Raja Muhammad Nusantara mengatakan Keraton Kasepuhan Cirebon sudah menggelar berbagai rangkaian tradisi sejak tanggal 5 Safar.
“Rangkaian demi rangkaian di bulan Safar sudah terlaksana, mulai dari 5 Safar, 15 Safar, dan hari ini Rabu terakhir di bulan Safar, kita melaksanakan tradisi Ngapem dan Tawurji,” ujar Pangeran Nusantara.
Menurut Pangeran Nusantara, antusiasme masyarakat terhadap tradisi ini sangat tinggi. Masyarakat berkumpul bersama-sama memberikan kebahagiaan bersama.
“Makna dari tradisi Ngapem dan Tawurji ini untuk tolak bala, di mana di bulan Safar ini kita memohon ampun, membersihkan diri agar kita terhindar dari mara bahaya,” ungkapnya.
Sementara itu, Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat, menjelaskan sebelum tradisi Ngapem dan Tawurji, Keraton Kasepuhan sudah menggelar tradisi Bekaseman pada tanggal 5 Safar.
“Bekasem ini adalah ikan yang difermentasi dan disimpan di dalam gentong dengan bumbu. Bekasem ini baru akan dibuka pada tanggal 5 Maulud,” jelas Pangeran Goemelar.
Setelah itu, pada 5 Maulud, akan digelar tradisi Siraman Panjang, yang merupakan prosesi mencuci piring peninggalan Gusti Sinuhun, seperti piring tafsi dan piring pengiring.
“Puncak dari seluruh rangkaian acara ini akan berlangsung pada 12 Maulud atau 16 September 2024, di mana piring-piring dan bekasem tersebut akan diarak pada tradisi panjang jimat,” katanya.
“Tradisi Ngapem dan Tawurji, bersama rangkaian acara lainnya menjadi bagian dari upaya dalam menjaga tradisi dan budaya leluhur,” pungkasnya. (Agus)