KAB. CIREBON, (FC).- Tarsinah (40) warga Blok Karang Turu RT. 02 RW. 04 Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon yang pergi ke Malaysia menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) sejak Maret 2002 silam sempat hilang kontak sejak 2004 hingga beredar kabar meninggal, sehingga keluarga sempat menggelar acara yasinan, namun tiba-tiba ditemukan dan berkabar kembali hingga akhirnya dilakukan penjemputan kepulangannya.
Pantauan FC di lokasi, tangis haru pertemuan Tarsinah TKW asal Desa Gebang Ilir yang hilang 23 tahun dan dianggap sudah meninggal akhirnya pulang bertemu dengan keluarga, kedatangan Tarsinah disambut pemerintah Desa Gebang Ilir dan warga di kantor balai desa setempat.
Tarsinah yang sudah dianggap meninggal di Negara Malaysia pada tahun 2004, akhirnya muncul dengan kondisi yang sehat dan selamat, kepulangannya disambut meriah oleh ratusan warga yang sejak pagi sudah memadati halaman rumah ibunya.
Orangtua Tarsinah, Sanah mengungkapkan, kedatangan anaknya tersebut ibarat mimpi di siang bolong, lantaran bertahun-tahun sudah menganggap meninggal di Malaysia, kedatangan Tarsinah disambut keluarga menggelar tradisi “surak” atau saweran.
“Ibu sangat bahagia, Alhamdulillah anak saya pulang,” ujar ibu Sanah dengan suara bergetar, matanya sembab karena tangis haru, Rabu (8/1).
Adik Tarsinah, Waenah (33) yang ikut menjemput di Bandara Soekarno-Hatta, mengungkapkan, betapa besar kebahagiaan yang dirasakan keluarganya, kebahagiaan yang sangat besar tersebut menurutnya hingga tak bisa diceritakan.
“Kami keluarga sangat menanti sudah 22 tahun, akhirnya bisa ketemu. Saya sangat sedih dan terharu juga bahagia,” ucap Waenah.
Menurut Waenah, selama 23 tahun, keluarga hanya bisa menggantungkan harapan pada doa. Bahkan, saat isu kematian Tarsinah beredar, keluarga tetap yakin bahwa ia masih hidup.
“Sempat juga keluarga mau dikasih uang santunan Jasa Raharja, cuma kami nggak mau karena masih meyakini kakak saya masih hidup,” jelas dia.
Di tengah kepulangannya, Tarsinah hanya mampu menatap kosong, seolah tak percaya bahwa dirinya benar-benar telah kembali. “Setelah pulang, bahagia berjumpa dengan keluarga, pokoknya banyak-banyak bahagia,” kata Tarsinah, singkat saat diwawancarai.
Kepulangan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah Desa Gebang Ilir, Pak Kuwu, Bu Kuwu dan Pak Ulis, semuanya yang sudah membantu proses kepulangan kakak saya,” kata Waenah.
Kisah kepulangan Tarsinah adalah cerita tentang cinta, keyakinan dan kekuatan keluarga. “Setelah bertahun-tahun menunggu dalam ketidakpastian, akhirnya Desa Gebang Ilir menjadi saksi dari sebuah keajaiban yang nyata,” ungkapnya.
Sementara Kuwu Gebang Ilir, Subandi menyampaikan, awal mula informasi keberadaan Tarsinah pertama kali didapat pada Mei 2024 dari jaringan pemerintahan terkait keberadaan Tarsinah.
Saat mendapat informasi tersebut dirinya meminta bantuan kepada Abdul Rohman, Sekretaris Desa yang juga menjadi Sekretaris DPC Serikat Buruh Migran Kabupaten Cirebon untuk memastikan kepada keluarga Tarsinah dan berusaha mencari tahu keberadaan Tarsinah.
Setelah dikroscek ke keluarga, seluruh keluarga meyakini bahwa foto tersebut adalah Tarsinah yang telah terpisah 22 tahun.
“Info awal disaat dari warga Bandung yang punya suami di Malaysia, bahwa ada PMI di Malaysia asal Cirebon Gebang Ilir yang gak pernah pulang. Orang itu kirim foto dan kami cek ke keluarga, dan ternyata benar, orang dalam foto adalah Tarsinah, selanjutnya kami urus kepulangan Tarsinah,” ungkapnya. (Nawawi)
Discussion about this post