KAB. CIREBON, (FC).- Kepala Bidang Pengumpulan dan Pelaporan pada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Cirebon, Ahmad Zaeni, mengatakan, program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang dilakukan Baznas terbagi dalam tiga kategori.
Selain perbaikan Rutilahu yang terkena bencana alam, Baznas Kabupaten Cirebon mulai concern pada Rutilahu yang roboh bukan karena bencana alam lainnya.
Sebab menurut dia, rumah tua karena pemiliknya tidak mampu untuk memperbaiki, kemudian tiba-tiba ambruk, dinilai Baznas sebagai bencana juga.
“Termasuk kategori bencana, yaitu rumah yang tiba-tiba roboh tanpa ada angin, hujan ataupun apa. Rumah roboh itu masuk kategori bencana dan harus ditangani secara cepat,” kata Ahmad Zaeni, kemarin.
Dikatakan Ahmad sapaan akrabnya, bagi warga yang rumahnya mendadak roboh tanpa sebab, bisa langsung mengajukan permohonan perbaikan ke Baznas tanpa melalui pemerintah desa setempat.
Namun demikian, memang akan lebih baik jika pengajuannya melalui Pemdes atau Puskesos setempat.
Ahmad menjelaskan, setelah ada pengajuan dari pemilik rumah atau pihak Puskesos, Baznas tetap melakukan verifikasi dan survey lokasi.
Namun, ia menyebut proses survey tidak menunggu waktu lama, karena tim langsung bergerak cepat melakukan proses tersebut.
“Memang semuanya di cek, tapi kriterianya tidak seketat seperti Rutilahu biasa. Yang penting ada persetujuan dua komisioner disini sudah cukup,” jelas Ahmad.
Selain Rutilahu kategori tersebut, tambah Ahmad, Baznas Kabupaten Cirebon juga mulai menerapkan perbaikan Rutilahu model bedah rumah.
Sampai saat ini, Baznas sudah membangun 5 Rutilahu bedah rumah yang dibangun dari nol.
Setelah melalui evaluasi nanti, Ahmad mengungkapkan, Baznas akan kembali melanjutkan bedah rumah periode kedua.
Karena, sejak awal pihaknya memang ingin memperbanyak perbaikan Rutilahu bedah rumah agar bisa lebih nampak manfaatnya.
“Kalau bedah rumah, kita koordinasi dengan Kuwu dan tokoh masyarakat setempat, supaya rumah bisa jadi sampai selesai,” katanya.
Bahkan, pihak saat ini Baznas sedang merencanakan Rutilahu bedah rumah dengan sistem knock down.
Dengan sistem tersebut, Ahmad menargetkan pembangunan bedah rumah bisa selesai dalam waktu maksimal 2 minggu.
“Tapi tetap saja harus survey dulu setelah ada pengajuan, karena harus digambar dulu dan lainnya. Survey itu juga untuk melihat kondisi masyarakat sekitar untuk bisa kita libatkan. Karena kita juga ingin ada swadaya yang masuk juga,” tukasnya.. (Ghofar)
Discussion about this post