KUNINGAN, (FC).- Rumah Sakit (RS) Juanda Kuningan memiliki kepedulian tinggi terhadap kasus stunting di Kabupaten Kuningan. Kepedulian tersebut dibuktikan dengan “Gerakan Aksi Bergizi”, dimana melakukan pemberian subsidi pangan untuk bayi usia 2 tahun yang termasuk dalam stunting dan gizi buruk di Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan.
Tim dari Rumah Sakit Juanda yang dipimpin oleh dr. Yosi Nursakina bergerak bersama tim Puskesmas Lamepayung menyasar sejumlah Posyandu yang ada di Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan, dengan jumlah total sebanyak 16 Posyandu.
Usai pembagian, dr. Yosi menyampaikan bahwa hari ini Rumah Sakit Juanda membagikan subsidi pangan kepada bayi berusia 2 tahun yang stunting dan gizi buruk di Kelurahan Purwawinangun.
Sebelum pembagian subsidi pangan, Yosi menyebutkan telah melakukan penyuluhan Kesehatan tentang asupan makanan bergizi terhadap orangtua bayi berusia 2 tahun dan ibu hamil yang kekurangan energi kornik (KEK) dan anemia.
Selain itu, masih kata Yosi, juga dilakukan penyegaran kader Posyandu terkait asupan makanan bergizi dan antropmetri (pengukuran tinggi badan dan berat badan anak), sekaligus edukasi terhadap remaja putri dengan tema Sehat, Cerdas, Tanpa Anemia.
“Hari ini kita membagikan subsidi pangan, sekaligus peralatan untuk Posyandu seperti alat ukur tinggi badan dan berat badan, dengan harapan bisa menjadi intervensi jangka panjang yang terintegrasi lengkap untuk mencegah stunting,” ungkap Yosi.
Dengan kolaborasi bersama kader – kader Posyandu, lanjut Yosi, selain membagikan subdisi pangan, juga berkewajiban melakukan edukasi dan menganlisis ada perubahan atau tidaknya selama subsidi pangan dilakukan.
“Ini kan menyangkut 1000 hari usai kelahiran atau Golden Age, kita ingin coba memaksimalkan asupan nutrisi sehingga generasi masa depan Kuningan lebih sehat lagi. Dan ini program sudah berjalan di tahun yang kedua,” kata Yosi.
Memilih Kelurahan Purwawinangun, bagi Yosi bukan tanpa alasan, tapi dia memastikan bahwa angka stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya. Kemudian demografi Kelurahan Purwawinangun yang menarik, karena ada di wilayah perkotaan, namun kasus stunting masih banyak.
“Kita coba intervensi dan telaah juga, kita nanti juga ada penelitian faktor penyebab stunting, apakah karena kebersihan yang kurang, atau asupan gizi yang kurang, atau ekonominya jadi cukup menarik juga untuk diteliti,” ungkap Yosi.
Bantuan yang diberikan, disebutkan Yosi, sudah cukup lengkap unsur gizinya, mulai unsur karbohidrat, protein, buah, sayur dan lainnya.
“Insyallah 2 minggu sekali kita berikan selama tiga bulan. Mudah – mudahan ini bisa jadi program pioneer yang bisa direplikasi untuk wilayah lainnya,” ujar Yosi. (Ali)
Discussion about this post