KOTA CIREBON, (FC).- Setelah sempat terhenti karena pandemi Covid-19, Perpustakaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kembali bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Kali ini MPR menjalin kerja sama dalam tata kelola perpustakaan dengan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ). Kerja sama ini meliputi pertukaran informasi dan publikasi antara Perpustakaan MPR dan UGJ.
Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) berlangsung di Auditorium Kampus I UGJ, Kamis (8/4).
Penandatanganan MoU antara MPR RI diwakili Siti Fauziah selaku Kepala Biro Humas Setjen MPR dan UGJ diwakili Rektor UGJ Mukarto Siswoyo.
Agenda kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Yusniar selaku Kepala Perpustakaan MPR Yusniar dan Ketua Perpustakaan UGJ.
Rektor UGJ, Mukarto Siswoyo mengatakaan, MoU dan MoA ini dilakukan karena UGJ terus membangun kerjasamaa dengan berbagai lini.
Saat ini, kata Mukarto, UGJ menginisiasi kerjasama dengan perpustakaan MPR RI yang ditandatangani dengan MoU dan MoA yang dilanjutkan dengan bedah skripsi mahasiswa.
“Ini salah satu langkah upaya kita dalam memfasilitasi mahasiswa dan dosen, yaitu referensi buku dalam proses implementasi perguruan tinggi,” kata Mukarto.
Mukarto menambakan, saat dosen melakukan proses pembelajaran dan membutuhkan referensi terkait legislatif dan sistem pemerintahan, maka menurutnya menjalin kerjasama dengan perpustakaan MPR RI merulakan langkah yang strategis.
“Ini sesuai dengan program Kemendikbud RI, merdeka belajar, kampus merdeka,” katanya.
Mukarto menilai, perpustakaan merupakan jantung universitas dimana di tempat tersebut terselenggada pendidikan dari tingkat universitas hingga ke sekolah dasar.
Menurutnya, semakin baik perpustakaan, maka semakin beragam koleksi buku, serta majalah, baik yang berbentuk fisik, maupun berbentuk digital.
Hal tersebut menurutnya menjadi bagian dari kemajuan di lembaga pendidikan.
“UGJ baru saja selesai membangun gedung perpustakaan lima lantai. Ini semata- mata kita terus berupaya memfasilitasi sarana kebutuhan referensi buku yang diperlukan terkait proses belajar mengajar,” ungkapnya.
Pihaknya, mengapresiasi kerja sama dengan MPR. Melalui kerja sama ini produk-produk atau publikasi MPR bisa disebarluaskan di perguruan tinggi.
Hal ini tentu akan memudahkan bagi mahasiswa dan dosen mengakses koleksi buku di Perpustakaan MPR sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan ketatanegaraan.
“Kehadiran MPR bisa saling bersinergi dengan Perpustakaan Uniku, sehingga produk dan publikasi MPR bisa diketahui para mahasiswa dan akademisi di UGJ,” ujarnya.
Siti Fauziah selaku Kepala Biro Humas Setjen MPR menyampaikan, kolaborasi ini saling menguntungkan kedua belah pihak, khususnya dalam hal pertukaran informasi.
“Nanti ada jalinan kerja sama antarperpustakaan dan masing-masing bisa sharing. Perguruan tinggi dan mahasiswa bisa memanfaatkan koleksi buku di Perpustakaan MPR,” ujarnya.
Siti menambahkan, ke depannya MPR akan terus menjalin kerja sama dengan perpustakaan di berbagai kampus di Indonesia. “Kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Kita melihat karya tulis atau tesis yang berhubungan dengan konstitusi untuk bedah Pustaka Akademik,” katanya.
Melalui kegiatan Pustaka Akademik ini, lanjut Siti, MPR ingin memperkenalkan Perpustakaan MPR kepada mahasiswa.
Sebab masih banyak mahasiswa mungkin tidak mengetahui MPR mempunyai perpustakaan yang cukup lengkap.
“Ada koleksi buku-buku khas produk MPR yang tidak diperjualbelikan dan tidak ada di pasar, tetapi dibutuhkan mahasiswa,” katanya.
Salah satu koleksi menarik yang bisa dijumpai di Perpustakaan MPR, yaitu buku rangkuman Risalah Sidang-Sidang Amandemen UUD 1945 yang berlangsung pada 1999 hingga 2002.
Buku-buku yang berisi risalah amandemen pertama hingga amandemen keempat ini banyak dicari mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas hukum. Buku-buku ini hanya ada di Perpustakaan MPR.
“Melalui kegiatan ini kita ingin memperkenalkan publikasi Perpustakaan MPR dan produk-produk dari MPR. Mahasiswa baik perseorangan maupun kelompok, bisa berkunjung ke perpustakaan MPR,” katanya, menambahkan. (Agus)
Discussion about this post