MAJALENGKA, (FC).- Pinggir sawah yang berlokasi di Blok Karet, Desa Pagandon, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka menjadi salah satu tempat ngabuburit yang diburu banyak warga untuk menunggu waktu berbuka puasa.
Mulai pukul 16.30 pedagang dan pembeli pun sudah tumpah ruah di pinggir jalan yang terkadang memacetkan arus lalulintas. Blok Karet adalah kawasan pesawahan namun di sana membentang jalan alternatif yang menghubungkan Kecamatan Kadipaten.
Jalannya cukup lebar mencapai lebih dari 8 meteran dengan kondisi jalan beton serta bahu jalan kanan dan kiri masing–masing hampir 2 meteran.
Sejak tiga tahun terakhir kawasan tersebut menjadi cukup ramai, padahal biasanya sangat sepi hanya menjadi jalur alternatif dikala terjadi kemacetan arus lalulintas di jalur utama jalan provinsi.
Sejak Dibangun keramaian mulai muncul sejak awal jalan beton dan diperlebar hingga akhirnya banyak pengguna jalan yang melintas ke sana.
Bahkan sejumlah pengguna jalan lebih memilih jalur jalan tersebut karena dianggap nyaman karena jalan mulus, datar serta lebar dengan panorama yang memukau.
Panorama alam area pesawahan yang sangat luas, ketika musim menggarap lahan ratusan burung blekok berwarna putih beterbangan, saling mengalahkan dengan kelompok burung blambangan warna coklat.
Burung-burung tersebut menyatu dengan penggarap lahan. Saat padi mulai menghijau, harum daun padi cukup menyengat, warna daun mengkilap ketika tersibak angin, saat padi mulai menguning suasana alampun semakin indah.
Tak hanya itu karena kawasannya datar dan luas warga juga bisa melihat birunya Gunung Tampomas yang ada di wilayah Sumedang, serta kearah timur bisa melihat Gunung Ciremai.
Gunung Ciremai tersorot mata hari, nampak jelas hingga ke guratan–guratan tanah coklat serta tebing curam.
Mungkin karena keindahan panorama tersebut sejak beberapa tahun terakhir banyak warga yang sengaja ngabuburit sekedar untuk menikmati keindahan alam.
Ada yang hanya sekedar duduk sambil memandang gunung dan pesawahan ada juga yang bercengkrama menikmati panorama dan dan hembusan angin.
Menurut Ajis sejak banyak orang lalu lalang dan sengaja datang ngabuburit menggunakan sepeda motor akhirnya dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan, semakin tahun yang ngabuburit semakin banyak pedagang pun demikian.
“Awalnya ngabuburit pakai sepeda , duduk-duduk, semakin ke sini semakin banyak. Yang berdagang menjamur pembeli juga begitu, kini jadi pusat keramaian saat menjelang berbuka,” ungkap Azis kepada wartawan, Selasa (11/3).
Pedagang aneka cemilan seperti tahu goreng, sosis, cilor, kolak, martabak mini, aneka minuman, nasi bakar, hingga beberapa pedagang pakaian membuka lapak di kanan dan kiri jalan.
Sewa mainan anak-anak seperti perosotan, odong-odong, mainan bola dan kuda renggong pun ada dengan sewa Rp 10.000 per sekali jalan.
Sebagian pedagang ada yang sudah terbiasa berjualan, Sebagian lagi pedagang baru yang memanfaatkan momentum keramaian.
“Sekarang semakin ramai malah ada dua titik yang hampir menyatu dengan Cimoyan, dengan adanya keramaian dan semakin banyak pedagang semoga saja membawa berkah yang berdampak pada perekonomian warga ,” ungkap salah seorang tokoh pemuda Asep Trisno. (Munadi)
Discussion about this post