KAB. CIREBON, (FC).- Tindak kekerasan yang diduga dilakukan oknum guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Waled Kabupaten Cirebon terhadap belasan anak didiknya disayangkan oleh sejumlah orang tua siswa.
Pasalnya, tindakan kekerasan fisik tersebut sangat menyakiti perasaan orang tua siswa.
Seolah dibiarkan oleh pihak sekolah, akhirnya orang tua siswa mendatangi sekolah dan meminta kepala sekolah untuk memindahkan oknum guru tersebut agar tidak ada kejadian serupa.
Bahkan, oknum Komite Sekolah menghalangi dan tidak mempersoalkan kejadian tersebut yang seharusnya membela para orang tua siswa.
Salah seorang orang tua siswa, Rina kepada Fajar Cireon, Selasa (12/12) menjelaskan, kejadian kekerasan guru terhadap anaknya tersebut terjadi saat anaknya berangkat sekolah telat sehingga oleh oknum guru tersebut anaknya ditampar dengan alasan karena tidak tepat waktu datang ke sekolah.
Kalau memang anaknya salah, kata dia, sebagai seorang guru harusnya melakukan didikan terhadap anaknya tersebut tidak dengan kekerasan fisik kalaupun anaknya tidak disiplin dihukum dengan cara yang mendidik seperti mengambil sampah atau yang lainnya bukan dengan cara cara premanisme, karena ini adalah dunia pendidikan bukan terminal.
“Saya mau nanya kepada oknum guru itu kalau yang dipukul pakai tangan itu anak dia sendiri bagaimana perasaannya, harusnya oknum guru itu ngaji diri biar tindakan yang dilakukannya itu tidak menyakiti atau melukai perasaan orang tua siswa,” Keluhnya.
Menurut Rina, oknum guru tersebut diketahui melakukan tindak kekerasan terhadap siswa yang tidak disiplin sudah sejak lama. Bahkan, sambung dia, ada orang tua siswa yang tidak terima dan melaporkan ke pihak kepolisian.
“Beberapa minggu lalu kami orang tua siswa telah melaporkan kepada kepala sekolah agar oknum guru tersebut diambil tindakan, bahkan kami juga mendatangi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon agar memindahkan oknum guru tersebut dari SMP Negeri 1 waled, tetapi bukannya ditindaklanjuti malah justru kami didatangi Komite Sekolah agar tidak memperpanjang permasalahan ini,” ungkapnya.
Senada disampaikan orang tua siswa lainnya, Saeful, dirinya merasa kecewa dengan apa yang dilakukan pihak sekolah terhadap keluhan belasan orang tua siswa atas tindakan oknum guru yang melakukan kekerasan fisik terhadap anak-anak didik di sekolah.
“Tidak ada kepastian. Beberapa kali upaya orang tua siswa agar pihak sekolah maupun dinas untuk mengambil tindakan kepada oknum guru yang melakukan kekerasan fisik terhadap anak-anak kami. Hari ini kami kembali mendatangi lagi sekolah untuk mendapatkan kepastian langkah pihak sekolah terhadap oknum guru tersebut,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, Selasa (13/12), Kepala SMPN 1 Waled, Subhan Leo membenarkan, adanya pengaduan orang tua siswa terkait adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru di sekolahnya.
“Kalau tindak kekerasannya tidak mengetahui, kapan kejadian tersebut. Pihaknya pun telah menanyakan langsung kepada yang bersangkutan, justru yang bersangkutan tidak mengenali satu persatu siswa yang diberlakukan kekerasan fisik tersebut,” bebernya.
Dikatakannya, kejadiannya saat itu ada sekitar 6 siswa yang datang terlambat saat jam belajar sudah dimulai sehingga yang bersangkutan melakukan hukuman terhadap siswa yang telat datang dengan melakukan tamparan pelan sebagai bentuk tindakan disiplin agar siswa memiliki efek jera tidak mengulangi lagi kesalahan serupa dilain waktu.
“Kalau memang keinginan orang tua siswa agar guru bersangkutan dipindah tugaskan karena takut anaknya mendapat perlakuan serupa di kemudian hari, hal itu kami atas nama pimpinan sekolah telah menghadap ke Kadisdik Kabupaten Cirebon dan hal itu membutuhkan proses yang cukup lama,” terangnya.
Leo menambahkan, sebelum menempuh proses yang diusulkan orang tua siswa tersebut, pihaknya akan memanggil para orang tua siswa yang mendapat laporan anaknya mendapat kekerasan oleh oknum guru SMPN 1 Waled.
Nantinya, kata dia, mereka (orang tua sisawa) akan dijelaskan kronologis kejadian hingga menyebabkan tindak kekerasan terhadap siswa tersebut.
Dari hasil keterangan yang bersangkutan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Rabu 29 November di mana ada 12 guru SMPN 1 Waled yang sedang ada acara di Sumber dengan Bupati Cirebon menerima SK PPPK.
Sehingga ada kekosongan jam pelajaran 12 kelas, saat itu terjadi kegaduhan, dan oknum guru tersebut kebetulan berada di gerbang sekolah, seperti biasa setelah pukul 07.00 WIB ditambah 10 menit kebijakan, gerbang ditutup.
“Saat itu guru tersebut akan masuk ke kelas, Tiba-tiba sekelompok siswa datang terlambat dan menggebrak-gebrak pintu gerbang menyuruh dirinya membuka pintu gerbang, seolah dirinya petugas penjaga gerbang sekolah. Kemudian yang bersangkutan menuju ke pintu gerbang dan membukakannya kemudian memberikan hukuman kepada para siswa yang membuat gaduh di pintu gerbang tersebut, karena sekarang siswa juga masih sibuk ada yang remedial pasca Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS).
“Hal yang begini perlu disampaikan juga kepada orang tua siswa agar jangan mendengarkan informasi sepihak, pada intinya kita pihak sekolah ingin menyelesaikan masalah dengan baik-baik dengan bermusyawarah, kemudian kita membuat kesepakatan kepada kedua belah pihak, baik kepada oknum guru maupun kepada siswa tersebut,” tandanya. (Nawawi)