MAJALENGKA, (FC), – Harga cabai merah, daging ayam dan beberapa kebutuhan pokok yang lainnya di Pasar Sindangkasih, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, tampaknya mulai turun pasca lebaran.
Hal itu terbukti dengan senyum sumringah beberapa ibu rumah tangga yang nampak saat berbelanja di pasar tersebut.
Mereka berbelanja kebutuhan pokok dari mulai beras, cabai, daging ayam dan kebutuhan pokok lainnya.
Rata rata dari yang mereka dibeli semuanya mengalami penurunan.
Pengelola Pasar Sindangkasih, Supriadi, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan penurunan harga seperti cabai merah dan daging ayam berlangsung sejak Senin (15/4) kemarin.
Menurut dia, harga cabai merah beauty turun Rp20 ribu menjadi Rp80 ribu perkilogram dari harga sebelumnya yang mencapai Rp100 ribu perkilogram.
“Cabai merah keriting sebelumnya Rp80 ribu perkilogram nya, tetapi sekarang menjadi Rp70 ribu perkilogram, turun Rp10 ribu,” ujar Supriadi saat ditemui di Pasar Sindangkasih, Rabu (17/4).
Ia mengatakan, harga cabai rawit merah juga turun menjadi Rp60 ribu perkilogram dari sebelumnya mencapai Rp80 ribu perkilogram, sedangkan cabai rawit hijau tetap Rp50 ribu perkilogramnya.
Sementara harga daging ayam kampung yang sebelumnya mencapai Rp100 ribu perkilogram, seusai Lebaran kali ini harganya turun Rp 10 ribu menjadi Rp90 ribu perkilogram.
Pihaknya mengakui, berdasarkan hasil pemantauan harga daging ayam ras di Pasar Sindangkasih masih bertahan di kisaran Rp50 ribu perkilogramnya.
“Komoditas lain yang harganya turun ialah daging sapi menjadi Rp160 ribu perkilogram, karena sebelumnya mencapai Rp170 ribu perkilogram,” kata Supriadi.
Ia menyampaikan, harga beras premium yang sempat menembus Rp17 ribu perkilogram juga berangsur turun, dan kini menjadi Rp15 ribu perkilogramnya.
Selain itu, beras medium di Pasar Sindangkasih yang beberapa waktu lalu harganya mencapai Rp16 ribu perkilogramnya kini menjadi Rp14 ribu perkilogram.
“Sebenarnya kalau untuk harga beras berangsur turun sejak bulan lalu, dan pada pertengahan Ramadan juga sempat turun kembali kemudian bertahan hingga kini,” ujar Supriadi.(Munadi)