KAB. CIREBON, (FC).- Sikap netral Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC) dalam pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cirebon 27 November 2024 mendatang, merupakan langkah FKKC untuk menjaga marwah kuwu agar para kuwu tidak terkotak-kotak.
Hal itu disampaikan ketua FKKC, Muali saat menghadiri kegiatan di Desa Pabuaran Kidul, Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon, Selasa (30/4).
Dijelaskan Muali, pada pelaksanaan pilkada mendatang, FKKC telah mengambil kesepakatan untuk bersikap netral.
Hal itu dilakukan untuk menciptakan kesolidan para kuwu, meskipun diakui bahwa pelaksanaan Pilkada Kabupaten Cirebon merupakan momentum kemajuan Kabupaten Cirebon mendatang.
Menurutnya, meskipun kuwu yang merupakan punggawa pembangunan di level desa yang ada di Kabupaten Cirebon bisa tersalurkan aspirasinya.
Untuk itu dirinya berharap meski FKKC telah mengambil kesepakatan bersikap netral pada pelaksanaan pilkada mendatang, namun para kuwu untuk ikut serta mewarnai pelaksanaan pilkada tersebut agar berjalan sukses dengan tetap menjaga wilayah tetap kondusif.
“Dalam pelaksanaan Pilkada mendatang kuwu diharapkan tidak terkotak-kotak dinamika pilkada Kabupaten Cirebon, tidak terkontaminasi oleh hiruk pikuk pilkada, tetapi kuwu harus mewarnai pelaksanaan pilkada Kabupaten Cirebon agar berjalan sukses,” paparnya.
Disinggung tetkait para Cabup – Cawabup Cirebon untuk melaksanakan MoU agar siapa pun mereka yang terpilih nanti bisa mengawal aspirasi para kuwu untuk meningkatkan anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) dari 10 persen menjadi 20 persen dari DAU APBD Kabupaten Cirebon, menurutnya sejauh ini belum ada yang sudah resmi melakukan MoU tersebut.
Namun hanya sebatas silaturahmi dan membangun komunikasi bagaimana aspirasi dan peran kuwu dalam pembangunan Kabupaten Cirebon mendatang.
Dirinya juga menegaskan bahwa MoU tersebut juga sifatnya tidak menjadi kewajiban, namun hanya aspirasi para kuwu saja.
Maka bagi FKKC yang perlu dikuatkan adalah bagaimana komitmen para calon kepala daerah dalam menyerap aspirasi para Kuwu agar cepat bisa diterima.
“Karena bagaimanapun aspirasi para kuwu bukan merupakan aspirasi individu, tetapi aspirasi masyarakat juga, sehingga kalau ada calon bupati yang berkomitmen dan penguatannya sudah bisa diterima oleh para kuwu, kuwu juga bisa berkontribusi dengan dukungan rakyat,” jelasnya. (Nawawi)