KAB. CIREBON, (FC).- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Cirebon tinggal beberapa bulan lagi.
Sejumlah partai politik sudah melakukan penjajakan kepada partai lain untuk menentukan calon yang akan diusung pada Pilkada November mendatang.
Seperti halnya PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon yang kini sudah melakukan penjajakan dengan partai lain, meskipun partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut saat ini menjadi partai pemenang di Kabupaten Cirebon, dengan perolehan 13 kursi DPRD.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, Imron menyebut, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan partai lain, namun hanya sebatas silaturahmi.
“Komunikasi sering dilakukan dengan partai lain, tetapi untuk urusan pilkada masih sebatas canda tawa, belum obrolan secara serius,” kata Imron, kemarin.
Ia mengungkapkan, silahturahmi dilakukan sebelum bulan ramadan. Bahkan ketika menghadiri rapat paripurna DPRD, pihaknya selalu berbincang-bincang dengan para ketua partai.
“Silaturahmi sering kita lakukan dari dulu, sekarang bulan ramadan ya sekalian buka puasa bersama, kadang kita ngobrol dengan partai lain calon yang diusung pilkada kedepannya siap saja,” ujarnya.
Namun demikian, Imron belum melakukan komunikasi secara individu dengan salah satu partai politik, akan tetapi DPD PDI Perjuangan Jawa Barat meminta untuk melakukan komunikasi secara intens dengan partai lain untuk pilkada 2024 mendatang.
“Saat rapat di Bandung, PDIP Jabar meminta untuk komunikasi dengan partai lain persiapan Pilkada mendatang,” ujarnya.
Komunikasi tersebut, lanjut Imron, untuk memastikan PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon bisa kembali memenangkan Pilkada tahun 2024 mendatang.
Disinggung ada komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imron mengatakan dirinya sudah melakukan komunikasi partai tersebut.
“Komunikasi sudah, apalagi di PKB Jawa Barat sering sekali, karena semua pengurus disana semuanya teman,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono meminta agar partai berlambang kepala banteng moncong putih itu untuk segera berkomunikasi dengan partai lain.
Dalam rangka mempersiapan Pilkada yang akan diselenggarakan pada November 2024 nanti.
“Meskipun menang tetap jangan sampai jumawa, bisa saja kita calonkan satu paket calon bupati dan calon wakil bupati. Tapi kolaborasi itu penting,” kata Ono, Minggu (17/3).
Berkaca dari Pileg 2024 yang lalu, Ono, menjabarkan terdapat banyak caleg incumbent (petahana) yang harus rela menyerahkan kursinya kepada pihak lain setelah dinyatakan tumbang.
Ia menjelaskan, tumbangnya caleg petahana ini bukan berarti tidak pernah menyelesaikan persoalan rakyat.
Walaupun caleg tersebut sebelumnya selalu mengurus rakyat dari hasil setiap reses.
“Menyalurkan bantuan sudah, turun juga sudah. Tapi dia (caleg,-red) tidak memberikan uang di akhir pertempuran hingga akhirnya dia tidak terpilih. Kami sebut pemilu 2024 brutal karena saya banyak menerima laporan dari tingkat bawah terkait fenomena itu di lapangan,” ujarnya.
Sehingga dengan algoritma pemilih yang berubah seperti ini, maka dirinya meminta kepada setiap pengurus DPC ditingkat kota/kabupaten perlu menyiapkan strategi yang taktis.
Untuk bisa memenangkan pemilu-pemilu berikutnya termasuk pilkada pada bulan November tahun ini.
“Beberapa petahana kepala daerah yang saat ini menjabat sebagai ketua DPC sudah seharusnya memiliki tanggungjawab memenangkan partai. Karena itu akan menentukan keberlanjutan status rekomendasi untuk calon kepala daerah di periode ke dua,” terangnya.
Dengan fenomena pemilu yang dinilai olehnya brutal ini, sehingga dia memerintahkan kepada seluruh DPC di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat untuk segera banyak melakukan kolaborasi, komunikasi dengan partai lain.
“Jadi kita berharap kita membuka diri dan akan mencoba melakukan komunikasi dengan partai-partai lain untuk 27 kabupaten/kota di Jawa Barat,” tegasnya.
Ia berpesan kepada PDIP Kabupaten Cirebon, untuk tidak merasa jumawa dan segera melakukan komunikasi dengan partai lain dalam mempersiapkan rangkaian pilkada 2024.
“Segera lakukan komunikasi dan kolaborasi dengan partai lain dan jangan merasa jumawa. Kalau melihat dari algoritma pemilih yang sudah seperti ini strategi khusus harus segera dipikirkan,” katanya. (Ghofar)
Discussion about this post