KOTA CIREBON, (FC).- Upaya dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon tidak hanya untuk transformasi lembaga menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Namun, kampus Islam negeri satu-satunya di wilayah III Cirebon ini juga tengah beralih status dari Satuan Kerja (Satker) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Kepada FC, Minggu (22/11), Rektor IAIN Sumanta Hasyim mengatakan, terkait perubahan status dari Satker PNBP ke BLU ini, pihaknya pun telah mengajukan proposal kepada Kementerian Agama RI. Pihaknya juga akan melakukan persentasi, sama seperti transformasi ke UIN.
“Kita menunggu persentasi. Kalau BLU itu kan dari Kementerian Agama lalu ke Kementerian Keuangan, tapi kalau UIN kan dari Kementerian Agama lalu ke Kementerian PAN RB,” jelasnya.
Persyaratan lainnya adalah aset dan peluang bisnis yang dimiliki kampus. Untuk itu, pihaknya telah melakukan inventerisasi sejumlah persyaratan ini telah pihaknya paparkan dalam proposal yang telah diajukan ke Kemenag RI tersebut.
“Penghasilan PNBP kita kan sudah sangat bagus, yaitu sekitar Rp50 miliar, karena ada juga IAIN yang penghasilannya di bawah kita tapi sudah BLU. Secara umum persyaratan sudah kita siapkan semua dan proposal pun sudah kita layangkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon melakukan Asesmen Lapangan untuk akreditasi Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari ini dipusatkan di Auditorium FITK lantai 5 kampus setempat.
Dekan FITK Farihin Nur menjelaskan, asesmen dilakukan oleh dua asesor, yakni Abdul Majid Khon dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Sangkot Sirait dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pihaknya mematok target akreditasi A, dari nilai akreditasi minimal C. Karena sudah mempersiapkan semuanya selama dua tahun, tapi terkendala beberapa hal, sehingga akreditasi baru dilakukan sekarang.
Sejak prodi ini dibuka pada tahun 2015, minat masyarakat untuk berkuliah di prodi MPI terus mengalami peningkatan. Awalnya, MPI membuka hanya satu kelas, kemudian tahun berikutnya menjadi dua kelas, dan saat ini pihaknya telah membuka 3 kelas.
“Perlahan-lahan minat masyarakat terus meningkat. Untuk itu, akreditasi ini untuk meningkatkan kualitas di MPI dan menyahuti onimo masyarakat yang begitu besar tersebut. Bahkan MPI ini sudah meluluskan 59 mahasiswa yang diwisuda di tahun 2020 ini,” pungkasnya. (Agus)