INDRAMAYU, (FC).- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu bertekad menciptakan wilayahnya sebagai daerah ramah anak. Berbagai program pun diterapkan melalui seluruh dinas pengampu.
Semangat menciptakan daerah ramah anak bagi Kabupaten Indramayu salah satunya bertujuan menekan angka bullying atau perundungan terhadap anak usia sekolah.
Bupati Indramayu Nina Agustina bahkan menyebut, kasus bullying menjadi salah satu dari tiga dosa besar dunia pendidikan. Dua dosa besar lainnya yakni intoleransi dan kekerasan seksual.
Oleh karenanya ketiga dosa besar tersebut tidak boleh lagi terjadi, menimpa peserta didik. Peran pengawas, kepala sekolah serta guru menjadi penting untuk mencegah ketiga dosa besar terjadi di lingkungan sekolah.
“Stop bullying mulai sekarang. Semua elemen harus ikut terlibat menekan sekaligus menghapus kasus perundungan terhadap anak, terutama di sekolah-sekolah,” tegas Nina.
Dia menambahkan untuk mewujudkannya harus dilakukan pengawasan lebih ketat, baik saat belajar maupun istirahat sekolah.
Cara lain, imbuh dia, yakni dengan memahami karakter siswa, menelisik potensi, mengembangkan bakat dan minat siswa.
“Tanamkan pembiasaan atau karakter baik, taat beribadah, jujur, disiplin, percaya diri, tangguh, hidup sehat dan lain sebagainya. Semua untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Indramayu,” tandas Nina
Seperti diketahui, peristiwa Bullying tersebut terjadi pada Kamis, 1 Juli 2024 sekitar pukul 09.30 WIB.
Dimana waktu jam istirahat di lingkungan sekolah terduga pelaku memukuli W dengan sabetan kayu di sekitar punggung hingga leher korban.
Akibatnya, W ambruk dan diketahui oleh guru sekolah setempat. Saat itu juga, W dilarikan ke Puskesmas Cikedung sekitar pukul 10.00 WIB.
Lalu, medis di Puskesmas tersebut menyarankan agar segera dibawa ke RSUD Indramayu.
Saat itu pula korban dirujuk ke rumah sakit. Namun setibanya di IGD, korban sudah meninggal dunia sekitar pukul 15.30 WIB.
Humas RSUD Indramayu, Tarmudi, membenarkan adanya salah satu pasien anak dari Kecamatan Cikedung yang ditangani di IGD pada hari itu.
“Iya benar ada anak yang dibawa ke IGD. Sampai di ruangan itu sudah meninggal dunia,” katanya.
Sementara itu, Tim Inafis Polres Indramayu diturunkan untuk mencari bukti-bukti dan petunjuk penyebab kematian W yang masih simpang siur ini.
Bahkan, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu pun turun tangan menyelesaikan masalah tersebut.
“Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tutur Kabid Pendidikan SD Disdikbud Indramayu Untung Aryanto, saat dikonfirmasi wartawan. (Agus)