MAJALENGKA,(FC), – Maman Suparman Kepala Desa Cidenok, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, menjadi salah satu dari ratusan pria yang mengikuti program kontrasepsi vasektomi yang digelar di Pos Kesehatan Kodim 0617 Majalengka, Senin kemarin.
Menariknya, keputusan Maman untuk ikut vasektomi terinspirasi dari pengalaman sang ayah.
“Alasan saya ikut kontrasepsi vasektomi, karena saya sayang sama istri. Selain itu, umur saya juga sudah tua dan resikonya tinggi untuk punya anak lagi,” ujar Maman Suparman usai menjalani vasektomi sekitar pukul 12.00 WIB.
Maman mengaku ingin menjadi contoh bagi masyarakat di desanya agar tak ragu mengikuti program kontrasepsi. Ia menilai vasektomi aman dan tidak menimbulkan keluhan pasca prosedur.
“Saya juga mau jadi contoh ke masyarakat, karena saya juga kebetulan kepala desa. Setelah vasektomi, gak ada keluhan, entah itu pusing atau apapun, biasa saja. Saya kerja berat juga, tapi alhamdulillah gak ada efeknya,” ucapnya.
Maman juga mengungkap alasan emosional di balik keputusannya itu. Ia teringat pada ayah dan pamannya yang juga pernah menjalani vasektomi.
“Tapi alasan terbesar saya, karena ingat orang tua. Dulu bapak saya ikut vasektomi juga, terus om saya juga. Sama sekali tidak ada keluhan dari mereka,” jelas dia.
Dalam program ini, peserta diberikan obat-obatan dan alat kontrasepsi berupa kondom yang dapat digunakan hingga 20 kali, semuanya diberikan secara gratis.
Istri Maman, Rini (46), yang turut mendampingi suaminya di lokasi, menyatakan dukungannya. Ia mengaku keputusan vasektomi merupakan hasil diskusi bersama.
“Ya saya ke sini untuk antar suami. Suami saya mau sendiri. Katanya dua anak sudah cukup. Saya pernah keguguran dua kali, tapi punya dua anak ya sudah cukup lah,” kata Rini.
Sebelum suaminya ikut vasektomi, Rini juga pernah menjalani program KB implan hingga tiga kali. Kini, ia merasa lega suaminya bersedia mengambil peran dalam program keluarga berencana.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, turut hadir menyaksikan langsung pelaksanaan vasektomi di Majalengka.
“Yang ikut hari ini luar biasa, saya angkat tangan kepada bapak-bapak yang hari ini ikut metode kontrasepsi vasektomi. Ini bagian dari penghormatan laki-laki kepada istrinya,” ujar Wihaji.
Ia menargetkan sebanyak 1.988 peserta vasektomi dalam dua hari pelaksanaan di Kabupaten Majalengka. Setiap peserta mendapatkan insentif dari BKKBN dan pemerintah daerah.
“Insentifnya dari kita Rp450 ribu, nanti dari pemda sekitar Rp300 ribu. Tahun ini, kita tidak terpaku pada angka, yang penting masyarakat mendapat pelayanan kontrasepsi yang tepat,” ucapnya.
Menurut Wihaji, metode vasektomi memang belum sepopuler metode kontrasepsi untuk perempuan seperti implan dan suntik.
Namun, pemerintah terus berupaya mengedukasi masyarakat bahwa vasektomi adalah pilihan yang aman dan bertanggung jawab.(Munadi)
Discussion about this post