KOTA CIREBON, (FC).- Kerjasama dan International Office and Partnership (IOP) akan menjadi jendela internasionalisasi bagi IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kampus tersebut akan menjadi destinasi pendidikan Islam dunia.
Hal ini harus didukung seluruh elemen civitas akademika, lembaga mempunyai sinergitas kerja, kompetensi dan integritas yang kuat.
Demikiann disampaikan oleh Wakil rektor III, Dr.H. Ilman Nafi’a, M.Ag disela-sela kegiatan Rapat koordinasi wakil rektor bidang kerjasama PTKIN di Bandung.
“Menyongsong transformasi IAIN menjadi UIN Syekh Nurjati Cirebon dengan mandat khusus sebagai cyber islamic university, sangat membutuhkan energi positif dan kuat dari seluruh civitas akademika,” jelasnya kepada FC, Selasa (30/3).
Ilman menyebut, ada beberapa pendekatan untuk menciptakan kondisi ini, pertama dikondisikan (by design) bahwa seluruh civitas akademika dipersiapkan dilatih untuk menyongsong kerja besar transformasi.
Dengan mandat khusus itu, dari dosen, mahasiswa, karyawan, satpam dan bahkan OB-nya.
Kemudian yang kedua, pendekatan natural (alami), bahwa transformasi dengan mandat khusus itu akan membutuhkan orang-orang yang mempunyai energi dan kompetensi lebih.
Baca Juga: Rohmawan dari IAIN Syekh Nurjati Terpilih Jadi Koordinator Sema PTKIN se-Indonesia
“Maka secara alami mereka yang tidak mempunyai kelebihan itu akan terpinggirkan dan tertinggal, dalam seluruh aspek kerja,” tegasnya.
Sementara Ketua Forum Wakil Rektor Bidang Kerjasama PTKIN, Hj Ulfiah menyampaikan, kegiatan ini diikuti 70 peserta.
Yang terdiri dari wakil rektor bidang kerjasama dan internasional office PTKIN seluruh Indonesia beserta dekan, kepala biro, koordinator di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
“Tujuan Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan, kualitas kelembagaan dan kerjasama bagi Wakil rektor bidang kerjasama dan International Office,” ujarnya.
Adapun narasumber yang akan hadir Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, S.TP., MT (Dirjen Pendidikan Islam Kemenag), Prof. Dr. Suyitno, M.Ag (Direktur PTKI), Drs. M. Mudhofir, M.Si (Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kemenag), Prof. Dr. Ardi Marwan (Atikbud Berlin Jerman), Prof. Achmad Ubaidillah, MA., Ph.D (Atikbud Riyadh), Prof. Dr. Bambang Suryadi (Atikbud KBRI Cairo Mesir), Ahmad Fachmi Sulthon (Counsellor KBRI Alger).
Kemudian Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., Ph.D (Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat PTKI Dirjen Pendis) tampil menjadi narasumber acara Rapat Koordinasi Forum Wakil Rektor Bidang Kerjasama PTKIN ini.
Sementara Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat PTKI Dirjen Pendis, Muhammad Adib Abdushomad menyampaikan, esensi dari forum ini dalam rangka memperkuat kerjasama PTKIN.
Tidak hanya di dalam negeri, tapi luar negeri, terutama atas kehadiran KMA No 40 tentang kolaborasi luar negeri, pertukaran dosen, mahasiswa.
“Ini harus menjadi momentum IO, untuk menjadikan PTKIN sebagai destinasi pendidikan Islam dunia,” ungkapnya.
Keberadaan mahasiswa luar negeri diharapkan menjadi duta ambassador untuk destinasi pendidikan Islam dunia. Dan hal ini membutuhkan pelayanan yang baik.
“Untuk itu, starting point untuk melakukan kolaborasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Islam harus dilakukan secara sinergis, berkolaborasi,” jelasnya.
Dalam sambutan pembukaan acara, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Mahmud menegaskan, menjadikan PTKIN sebagai destinasi pendidikan Islam dunia harus dimulai dari peningkatan, penguatan bidang kerjasama dan kelembagaan di dalam dan luar negeri.
Dari forum ini, melalui bidang kerjasama dan International Office, PTKIN akan terlibat aktif, untuk menciptakan perdamaian dunia melalui pendidikan yang berbasis pada prinsip-prinsip moderasi beragama yang ada di kampus Islam.
“Dengan memiliki komitmen bersama untuk bekerja dan melakukan kerjasama kehadiran PTKIN, harus menjadi solusi atas ketertinggalan pendidikan di dunia Islam,” tukasnya. (Agus)
Discussion about this post