KUNINGAN, (FC).– Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kuningan nampaknya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Siapa salah dalam situasi saat ini.
Kabar tidak baik bermunculan dari para atlet binaan Cabang Olahraga yang ada di Kabupaten Kuningan. Mereka menyatakan ingin pindah dan mengajukan surat permohonan perpindahan antar Kabupaten yang ditujukan kepada Ketua KONI Kabupaten Kuningan dan Ketua PASI Kabupaten Kuningan.
Dalam surat tersebut, mengatasnamakan Lusia Felia Romauli Sitompul dengan status Atlet Cabor Atletik PASI Kabupaten Kuningan menanyakan ketidakjelasan dan berkesinambungannya program tunjangan pembinaan atlet dalam kurun waktu 1,5, tahun lebih oleh KONI Kabupaten Kuningan.
Kemudian kebutuhan latihan dan kondisi ekonomi pribadi serta mengingat sudah dekatnya BK Proprov juga untuk bisa menjadi kandidat peserta PON 2027 serta kepentingan untuk meningkatkan prestasi secara maksimal.
Maka dia mengajukan permohonan perpindahan mutasi atlet dengan alasan untuk meningkatkan prestasi. Sesuai dengan surat keputusan KONI Provinsi Jabar Nomor 46 Tahun 2024 Tentang peraturan Mutasi dalam rangka Porprov XV 2026, pasal ayat 5.1 alasan mutasi, besar harapan ingin melanjutkan pembinaan ke Kabupaten Bogor Jawa Barat, yang dinilai bisa menunjang pembinaan prestasi lebih jelas dan berkesinambungan.
Namun Ketua KONI Kabupaten Kuningan, Ridho Suganda enggan berkomentar banyak mengenai perpindahan atlet. Diakuinya bahwa Pemda sendiri saat ini belum menganggarkan untuk KONI, dengan alasan masih dibahas di TAPD, bahkan Pemda menyampaikan focus menyelesaikan 100 hari kerja Bupati dan wakil serta permasalahan TPP dan Tunda Bayar.
“Saya tau itu semua karena baca di media, terlepas pengurus KONI sudah melakukan silahturahmi ke Pemda, tapi hasilnya masih belum ada,” jelas Ridho
Ridho justru membalikan situasi, bahwa bukan KONI yang tidak serius mengurus para Atlet, tapi Pemda Kuningan apakah serius mengurus atlet, sehingga tidak memberikan hibah untuk KONI, bahkan ke sejumlah Cabor juga anggaran kabarnya ditiadakan.
“Makanya kalau atlet ngancam-ngacam ke Ketua KONI ya saya senyum sendiri, saya heran kenapa para atlet tidak paham kalau uang pembinaan itu bukan dari KONI tapi dari Bupati. Ini kesannya mengkambinghitamkan Ketua KONI yang dinilai tidak becus mengurus organisasi,” jelas Ridho
Ridho juga menyebutkan bahwa anggaran 2024 sebesar 1,060 Miliar tidak dapat direalisasikan. Padahal anggaran itu sebagian untuk kebutuhan atlet. Dan tahun ini disebutkannya dibutuhkan anggaran 4 Miliar, yang diperuntukan honor atlet 3 bulan tahun 2024 dan 12 bulan tahun 2025 serta persiapan BK Proprov Jabar. (Ali)
Discussion about this post