KAB. CIREBON, (FC).- Pemkab Cirebon terus berjuang dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Cirebon. Target penurunan stunting itu Pemkab Cirebon tidak sendiri dalam menangani masalah tersebut.
Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya mengucapkan banyak terimakasih kepada jajaran forkopimda serta para kepala perangkat daerah yang turut membantu permasalahan stunting di Kabupaten Cirebon.
“Kami Pemkab Cirebon memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Polresta Cirebon serta dinas terkait penanganan stunting, karena terus berusaha dan berupaya tanpa henti untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Cirebon,” kata Wahyu di Sumber, Selasa (25/6).
Pihaknya mengharapkan untuk semuanya terus bersama-sama bersinergi memberantas stunting di Kabupaten Cirebon, tujuannya adalah untuk Cirebon yang lebih maju dan sejahtera.
“Tadi dalam kegiatan HUT Bhayangkara ke-78 ini kami memberikan kepada kurang lebih 300 anak penderita stunting, 50 remaja puteri dan 50 tukang becak,” kata Wahyu.
Menurut data SSGI tahun 2022 prevalensi Kabupaten Cirebon 18,6 persen, sedangkan berdasarkan pemantauan rutin yang diinput di e-PPGBM sebesar 8,5 persen.
Kemudian pada tahun 2023 berdasarkan survei kesehatan indonesia (SKI) naik menjadi 22,9 persen, sedangkan berdasarkan data di e-PPGBM turun menjadi 7,9 persen.
“Upaya untuk percepatan penurunan stunting memang tidak bisa terfokus pada salah satu aspek, tetapi meliputi 2 aspek yaitu upaya spesifik dan sensitif. Kedua upaya tersebut melibatkan seluruh stakeholder yang ada,” kata Wahyu.
Menurutnya, Kabupaten Cirebon berkomitmen penuh akan upaya tersebut, terbukti dengan telah disusunnya beberapa regulasi yang dijadikan dasar dalam melaksanakan intervensi, seperti peraturan bupati tentang penanganan stunting terintegrasi, SK tim percepatan penurunan stunting serta SK penetapan lokasi khusus untuk pencegahan dan penurunan stunting.
“Di bulan Juni 2024 sekarang ini, kami tim TPPS sedang melaksanakan kegiatan intervensi serentak pencepatan penurunan stunting, sesuai yang diamanahkan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, BKKBN, serta Kementerian Desa,” kata Wahyu.
Intervensi tersebut, masih kata Pj Bupati Cirebon, meliputi upaya pemantauan pertumbuhan balita, pemeriksan calon pengantin, pemeriksaan ibu hamil serta pemberian intervensi bagi balita bermasalah gizi.
Kata dia, berdasarkan data prevalensi stunting Kabupaten Cirebon berdasarkan bulan penimbangan Februari 2024 sebesar 8,53 persen.
“Kalau capaian gerakan serentak intervensi spesifik sampai dengan tanggal 24 Juni 2024, balita yang dipantau pertumbuhan 90,56 persen dan intervensi balita mempunyai masalah gizi sebanyak 15 persen,” kata Wahyu.
Pihaknya optimis, jika terus meningkatkan komitmen, koordinasi, konsolidasi serta inovasi terkait upaya penurunan stunting dengan meminimalisir faktor-faktor yang mendukung terjadinya stunting, maka angka stunting di Kabupaten Cirebon bisa terus menurun. (Ghofar)
Discussion about this post