KOTA CIREBON, (FC).- Bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kota Cirebon Selasa (31/8), guna meninjau vaksinasi door to door di Kampung Pengampaan Kecamatan Harjamukti, pada waktu bersamaan pula Kota Cirebon lepas dari Level 4 kasus Covid-19.
Sebelumnya, Kota Cirebon terus ‘betah’ menempati Level 4. Padahal wilayah sekitarnya sudah turun ke Level 3 bahkan ke Level 2.
Hal ini tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) 38 Tahun 2021, dan di wilayah Jawa Barat sendiri tidak ada wilayah yang masuk dalam Level 4.
Dikuatkan juga dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Walikota Cirebon Nonor: 443/SE.87-PEM tentang PPKM Level 3 Covid-19 dalam rangka penanganan dan pengendalian Covid-19 di Kota Cirebon.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi menyampaikan, penurunan dari Level 4 ke Level 3 ini bukan berarti bebas, dengan tidak menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Tapi, momentum yang baik ini harus terus dijaga dan disiplin dalam prokes, karena memang juga perkembangan kasus positif Covid-19 di Kota Cirebon menurun.
“Alhamdulillah, Kota Cirebon sekarang masuk Level 3. Tapi ini juga belum aman, semua tergantung pada kedislinan kita untuk menjaga prokes,” ungkap pria yang akrab disapa Gusmul ini.
Dijelaskannya juga, sesuai SE Walikota, di PPKM Level 3 sudah boleh pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
PTM juga mengacu pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri. Dalam ketentuan tersebut diatur mengenai pembatasan kapasitas dan lainnya.
Kecuali untuk sekolah luar biasa mulai SD hingga SMA luar biasa dilakukan pembatasan kapasitas 62 sampai dengan 100 persen dengan jarak 1,5 meter dan maksimal 5 peserta didik.
Untuk PAUD maksimal 33 persen dengan menjaga jarak maksimal 1,5 meter dengan maksimal 5 peserta didik per kelas.
“Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan PTM dilakukan oleh dinas pendidikan,” imbuhnya.
Sementara untuk kebijakan aturan ganjil genap (gage), pihaknya belum ada rencana untuk mencabutnya.
Gusmul menegaskan, gage adalah sebuah mekanisme kebijakan bagaimana tetap mobilitas dikendalikan, tetapi ekonomi tetap tumbuh.
“Gage dampaknya sudah bagus, masyarakat sudah terbiasa. Dan ekonomi, seperti perdagangan, usaha-usaha dan pariwisata sudah mulai berjalan,” pungkasnya. (Agus)