KAB. CIREBON (FC).- Pendataan masyarakat yang tergolong miskin ekstrim perlu dievaluasi karena data yang ada tergolong sudah lama.
Hal itu dikatakan Kuwu Desa Tukkarangsuwung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon, Azis Maulana. jumat (17/1).
Menurutnya, data masyarakat miskin yang telah diperbaharui oleh pemdes sampai saat ini belum terverifikasi.
“Pihak desa selalu update data mengenai warga, salah satunya yang kurang mampu atau miskin. Akan tetapi, data yang kami berikan belum terverifikasi, sehingga muncul Kecamatan Lemahabang peringkat kedua miskin ekstrim se-kabupaten,” katanya,
Pria berkacamata ini menjelaskan, miskin ekstrim di desanya sebenarnya tidak ada. Namun Kecamatan Lemahabang menempati peringkat kedua se-kabupaten.
Padahal, ada program bantuan dan pihak desa selalu lakukan verivikasi dan validasi (verval) warga, termasuk yang miskin bahkan miskin ekstrim.
“Perlu perhatian khusus dan serius dari berbagai pihak, bila benar adanya. Tapi jika tidak, evaluasi data yang ada,” jelasnya.
Ketua FKKC Kecamatan Lemahabang ini menambahkan, pihak desa belum lama ini melakukan Musyawarah Desa Verivikasi dan Validasi (Musdes Verval) miskin ekstrim yang dihadiri Puskesos. Hal ini bertujuan agar data yang ada langsung di-update secara online.
“Puskesos sudah bekerja secara maksimal mengenai pendataan warga dan ternyata, tidak ada miskin ekstrim,” imbuhnya.
Masih dikatakan Azis, data yang diberikan pihak desa sepertinya belum di-update BPS, sehingga muncul data lama.
“Kami memberikan data kepada pihak Puskesos agar warga yang berhak untuk memperoleh bantuan sosial (bansos) benar-benar mendapatkannya. Tapi, walaupun data telah kami berikan, belum di-update data teesebut. Sehingga, muncul data miskin ekstrim dari pusat,” tuturnya.
Dirinya mengharapkan, data miskin ekstrim maupun yang lainnya agar dievaluasi dan diperbaharui secara berkala atau ketika desa update data.
“Ketika pihak desa dan Puskesos update data, segera perbaharui BPS. Agar, data antara desa dan pusat, sinkron,” pungkas Azis.
Sementara itu, Camat Lemahabang, Yuyun Kusumawati melalui Sekretaris Camat (Sekcam), Martin Bhuto mengungkapkan, miskin ekstrim tidak ada di kecamatan ini. Namun muncul data di tiap desa ada yang kategori tersebut.
“Kami datangi semua desa dan meminta data warga miskin ekstrim. Hasilnya, tidak ada warga miskin ekstrim,” ungkapnya didampingi Kasi Pemerintahan kecamatan setempat, H Rian.
Martin mencontohkan, di satu desa ada data warga tergolong miskin ekstrim. Setelah dilakukan cek pada nama tersebut, ternyata masih bayi. Sehingga, tidak termasuk miskin ekstrim.
“Salah satu indikator miskin ekstrim, berpenghasilan Rp 10 ribu sehari dan tentunya, tak ada yang seperti itu (Rp 10 ribu/hari). Kalau rentan miskin dan hampir miskin memang ada, namun meskin ekstrim tidak ada atau nol persen,” tuturnya.
Dirinya mengharapkan, data miskin ekstrim segera diperbaiki oleh BPS. Karena, tidak ada kategori warga yang miskin ekstrim di tiap desa kecamatan ini.
“Update data sangat diperlukan, agar mengetahui jumlah warga yang miskin ekstrim. Maka, perlu kiranya secara berkala dilakukan perubahan data,” pungkas pria berkacamata ini. (Nawawi)
Discussion about this post