INDRAMAYU, (FC).- Korban penipuan nama Lucky Hakim Wakil Bupati Indramayu, mendatangi Mapolres Indramayu.
Mereka datang untuk membuat laporan ke polisi dan berharap pelakunya segera ditangkap.
Juru Bicara Lucky Hakim, Aan Suhirso yang ikut mendampingi para korban mengatakan, oknum penipu ini menyasar para pengurus tempat ibadah di Kabupaten Indramayu.
Dengan mengatasnamakan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim, lanjut Aan, oknum itu berpura-pura mentransferkan uang sumbangan kemudian meminta kembali sebagian uang sumbangan tersebut dengan alasan uang fee atau cash back.
“Uang sumbangan yang ditransfer oknum tersebut adalah fiktif, Jadi oknum ini berpura-pura mentransfer sejumlah uang, sudah kami lihat nominalnya itu Rp 21 juta,” ujarnya
Ia juga menyertakan surat edaran palsu yang mengatasnamakan Sekretaris Derah (Sekda) Kabupaten Indramayu, Rinto Waluyo.
“Iya, oknum ini menyasarkan ke pusat-pusat peribadatan sebagai korbannya,” ujarnya
Aan menjelaskan, soal surat edaran adanya sumbangan kepada pengurus tempat peribadatan di Kabupaten Indramayu adalah palsu.
Pihaknya juga sudah memastikan secara langsung bahwa surat edaran itu tidak teregister di Setda Kabupaten Indramayu.
Kepada para pengurus tempat peribadatan di Kabupaten Indramayu diimbau untuk tmengabaikan surat edaran tersebut.
Aan menyampaikan, sejauh ini sudah ada satu Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang melaporkan penipuan tersebut ,Yakni, Masjid At-Thohirul Anwar di Desa Panyingkiran Kidul, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu.
Namun, masih disampaikan Aan, untuk secara keseluruhan, Lucky Hakim sudah mendapat ada sebanyak 7 DKM dan 1 Gereja yang dikabarkan juga menjadi korban.
“Iya, oknum ini menyasarkan ke pusat-pusat peribadatan sebagai korbannya,” ujar dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Thohirul Anwar, Kubsi menceritakan, kejadian itu terjadi pada 26 Agustus 2021 kemarin.
“Tidak tahu dapat nomor dari siapa, tiba-tiba saja ada yang kirim pemberitahuan sudah transfer uang sumbangan, orang itu ngakunya bapak Lucky Hakim,” ujarnya
Kubsi mengatakan, saat memberi pemberitahuan itu, oknum tersebut juga menyertakan bukti transfer untuk meyakinkan korbannya.
Oknum itu mentransfer uang sebesar Rp21 juta, bukti transfernya ia kirim melalui aplikasi WhatsApp.
Kubsi menceritakan, saat itu pihak DKM merasa sangat senang mendapat bantuan sumbangan.
Terlebih, di masjid setempat tengah berlangsung kegiatan renovasi dan pelebaran masjid sehingga membutuhkan dana besar.
Oknum tersebut diketahui juga meminta sebagian uang yang sudah ditransfer tadi sebesar Rp6 juta.
Dengan alibi uang yang dimintanya untuk disumbangkan ke yayasan panti asuhan.
“Karena senang, langsung saja ditransfer apa yang dia minta waktu itu, apalagi ada surat edaran dari Sekda juga. Waktu transfer Rp6 juta itu ditalangin dulu pakai uang pribadi bukan langsung dari kas masjid,” lanjut Kubsi.
Masih diceritakan Kubsi, beberapa saat kemudian, oknum tersebut juga kembali menginformasikan telah mengirim uang sumbangan tambahan sebesar Rp12 juta, lengkap dengan bukti transfer.
Oknum itu juga kembali meminta uang kembali sebesar Rp6 juta, sama seperti sebelumnya.
Hanya saja, sebelum mentransfer uang yang diminta, kali ini pihak DKM merasa ada kecurigaan.
Mereka pun pergi dahulu ke ATM untuk mengecek saldo kas masjid.
“Ternyata tidak bertambah, masih Rp9 juta saldonya, saya konfirmasi ulang, nomornya itu malah tiba-tiba tidak aktif,” ujar dia.
Kubsi mengaku sangat merasa dirugikan. Pasalnya, uang pada kas Masjid At-Thohirul Anwar bersumber dari infaq jamaah.
Uang itu sangat dibutuhkan untuk keperluan renovasi masjid yang saat ini masih berlangsung.
Atas kejadian itu, pihak DKM ditemani staf Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim membuat laporan ke Polres Indramayu hari ini.
“Kenapa harus ke tempat ibadah, ini keterlaluan sekali, uang di DKM itu uang jamaah,” pungkasnya. (Agus)