MAJALENGKA, (FC).- Komisi VIII DPR RI mendukung penuh Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai embarkasi Haji 1441 H atau Tahun 2020 M. Dengan begitu, Komisi VIII DPR RI tersebut meminta kepada PT. BIJB dan Pemerintah untuk melengkapi fasilitas guna mendukung bandara Kertajati sebagai Embarkasi Haji, seperti Shuttles Bus, penambahan Fortable toilet, dan yang lainnya.
Demikian penegasan yang disampaikan Anggota DPR RI Fraksi PKB, KH. Maman Imanulhaq di sela-sela kunjungan kerja spesifik Komisi VIII di BIJB Kertajati untuk meninjau persiapan Embarkasi Haji.
“Saya meminta kepada Pemkab Majalengka agar membangun fasilitasi akses jalan yang representatif ke Bandara Kertajati. Semua pihak harus bergerak cepat karena kita tidak memiliki banyak waktu, namun kerja kita tetap harus memiliki target dan terukur”, tegas Maman, Senin, (23/02).
Menurut Maman, jika biasanya pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Indonesia dilayani dua maskapai, maka tahun ini Majalengka sendiri akan dilayani empat maskapai penerbangan. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan dan menurunkan biaya tiket, sebab terjadi persaingan di antara maskapai.
“Informasi yang saya dapat ada empat maskapai yang akan melayani jemaah haji Indonesia, yakni Garuda Indonesia, Saudi Arabia Airlines, Citilink, dan Fly Nash. Citilink anak perusahaan Garuda, sedangkan Fly Nash adalah anak perusahaan dari Saudi Arabia Airlines,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Majalengka, H. Yayat Hidayat menambahkan, mengenai besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2020 tidak mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019, yaitu Rp. 35.235.602 atau USD 2.563. Pembayaran BPIH tahun 2020 ini dilakukan dengan menggunakan mata uang rupiah.
“BPIH ini tetap dengan menggunakan asumsi jumlah jemaah haji sebanyak 231.000 jemaah haji untuk Indonesia. Kalau salah satu penyebab tetapnya BPIH tahun ini adalah karena asumsi mata uang rupiah yang menguat atas mata uang asing, terutama USD dan Saudi Arabia Riyal (SAR),” katanya. Pada tahun sebelumnya, lanjut Yayat, asumsi dolar Amerika Serikat atas rupiah sebesar Rp 14.200, maka tahun ini sebesar Rp. 13.750. Dampak selanjutnya terhadap biaya penerbangan yang tahun ini hanya Rp. 28.600.000.
“Tahun 2019 yang lalu biaya penerbangan sebesar Rp 30.079.285. Faktor lainnya masuknya dua maskapai baru sehingga biaya bisa ditekan,” katanya.
Kendati BPIH tidak mengalami kenaikan, akan tetapi menurutnya pelayanan haji tetap ditingkatkan.
“Tahun 2020 ini, para jamaah haji akan mendapatkan pelayanan konsumsi sebanyak 50 kali, lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya 40 kali. Penambahan 10 kali konsumsi ini diberikan pada saat tiga hari menjelang puncak pelaksanaan haji Arafah. (ibnu)
Discussion about this post