KOTA CIREBON, (FC).– Kasus positif Covid-19 di Kota Cirebon belum juga melandai, dalam artian masih tinggi. Sedangkan ruang isolasi dan tenaga kesehatan (nakes) yang tersedia belum memadai dari segi jumlahnya.
Untuk itu, Pemkot Cirebon terus berupaya menambah ruang isolasi dengan mendirikan tenda darurat di Hotel Ono’s.
Juga membuka ruang isolasi di setiap kecamatan, kembali mengaktifkan Aula BKKBN dan memanfaatkan IDG lama di RSD Gunung Jati.
Demikian disampaikan oleh Kadinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto kepada FC, Kamis (15/7).
Dikatakannya, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pihaknya telah meminta dan berkoordinasi dengan 12 sekolah tinggi dan universitas di Kota Cirebon.
“Ada dari FK UGJ, STIKes Mahardika, STIKes Ahmad Dahlan, STIKes Muhammadiyah, Poltekkes Tasik dan lainnya. Iya kurang lebih ada 12 perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan kita mintakan bantuan,” ujarnya.
Baca Juga: Nakes RSDGJ Kembali Gugur Terpapar COVID-19
Diuraikan Edy, setiap ruang isolasi idealnya dibutuhkan 6 nakes. Selama sekitar 12 hari mereka akan bertugas dengan APD yang telah disiapkan.
Pihaknya juga harus memikirkan kondisi nakes tersebut. Maka akan disediakan tempat khusus bagi tenaga kesehatan untuk karantina selesai tugas, dimungkinkan Hotel Langensari tempatnya.
“Bila dihitung, sekitar 108 nakes bantuan ini untuk ditugaskan pada lokasi isolasi yang sudah ada maupun yang baru. Dengan rincian untuk tiga paruh waktu tugas, harus tersedia seorang dokter, sopir, dua perawat dan dua perbantuan umum,” ungkapnya.
Sekda Agus Mulyadi menambahkan, bantuan tenaga kesehatan yakni dokter maupun calon dokter dari FK UGJ. Kemudian dari sekolah tinggi kesehatan akan didapatkan berbagai variasi bidang nakes.
Rencananya pihak dinkes dengan perguruan tinggi akan berkoordinasi terkait teknis pelaksanaannya.
“Di RSD Gunung Jati butuh 210 nakes, baru tersedia 44 nakes dengan pembiayaan ditanggung APBD. Sementara RS lainnya seperti Ciremai ditanggung RS yang bersangkutan,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post