KAB. CIREBON, (FC).- Beredar isu, dari ke-16 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada klaster Plered salah satunya adalah pengrajin batik di wilayah Trusmi. Hal tersebut tidak dibenarkan oleh Kepala Puskemas Plered, dr Dewi Waskito Ningtiyas.
“Berita itu tidak benar. Yang ada mungkin bukan pengrajin tapi pengusaha batik. Tetapi semenjak kasus ke-42 datang dari Semarang itu tidak lagi berhubungan dengan orang lain (tetangga,-red). Bahkan gudangnya juga sudah tutup,” kata Dewi kepada wartawan, Rabu (29/7).
Semenjak kasus ke-42 belum dinyatakan positif Covid-19 juga, kata Dewi, pihak keluarga pun tidak membuka diri atau berkomunikasi dengan banyak orang.
“Masyarakat mau takut atau tidak takut. Mari kita patuhi protokol kesehatannya, mulai dari ketika keluar rumah memakai masker, selalu cuci tangan dan memakai sabun, sedia hand sanitizer di dalam tas kemudian selalu jaga jarak,” ujarnya.
Kegunaan atau mematuhi anjuran pemerintah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan adalah fungsinya untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
“Kalau protokol kesehatan tidak diterapkan maka pasti terjadinya was-was dengan hal-hal begini (negatif thinking,-red). Jadi langsung mempercayai pemberitaan yang tidak benar,” ungkapnya.
Dewi meyakini bahwa pihaknya bahkan Dinas Kesehatan sudah melakukan pencegahan dan penanganan di klaster Plered ini dengan cara melakukan penyemprotan desinfektan di tiga desa (Trusmi Kulon, Wetan, dan Wotgali,-red).
“Kemudian kita sudah melakukan pelacakan terhadap ratusan warga yang kontak erat maupun yang tidak kontak erat di ketiga desa ini,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post