Harry Saputra Gani atau HSG, lahir dan besar di Kota Cirebon pada tanggal 21 April 1980. Sebagai seorang, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi I Fraksi Nasdem Harry tergolong sangat aktif baik di dalam maupun luar organisasi atau partai.
Bukti keaktifan Pria yang memiliki 3 orang anak ini diantaranya adalah telah memangku posisi ketua Fraksi Nasdem sejak 2019 lalu hingga sekarang, dan telah menduduki kursi anggota DPRD Kota Cirebon sejak 2014 lalu dengan dua kali menang dalam Pemilihan Legislatif (Pileg), dan juga pernah menjadi Wakil Ketua DPRD pada tahun 2018.
Selain itu, perihal kegiatan di luar organisasinya dibuktikan dengan terjunnya Harry dalam dunia bisnis sebagai Komisaris Utama PT Gani Sehat Bersama dan Direktur Utama Hebat Sukses Gemilang. Tentunya bisnis atau usaha sendiri sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil.
Bukan tanpa alasan, bisnis telah menjadi bagian hidupnya sejak kecil. Melainkan, dikarenakan Harry yang masih bocah berusia 10 tahun telah mulai melakukan giat jual beli layangan guna memenuhi uang jajannya sehari-hari.
Hal ini dilakukan Harry kecil agar tidak memberatkan sang ibu yang pada saat itu menjadi seorang single parent atau single fighter, sekaligus business woman yang paling Harry segani hingga saat ini.
“Dulu saya pada saat usia 10 tahun sudah jual layangan, ambil dari warung lalu saya tawarkan pada teman-teman sebaya dan hasilnya dibagi dengan yang punya layangan. Saya jual layangan karena, saya butuh uang jajan, sementara saat itu, mamih sedang repot dan banyak masalah penting pasca kepergian papih,” tutur Harry, pada Minggu (8/11).
Meski tidak berlangsung lama, pada saat itu Harry yang mulai menduduki bangku Sekolah Menegah Pertama (SMP) sekitar pada tahun 1992 hingga 1994 di Santa Maria juga mulai aktif berorganisasi di sekolah yaitu Palang Merah Remaja (PMR), pada saat itu pula lah menjadi organisasi pertama Harry dalam hidupnya.
Melewati masa SMP dan memasuki usia remaja yaitu, Sekolah Menengah Atas (SMA) Harry tidak kembali aktif dalam intra sekolah seperti pada masa SMP baik OSIS, Pramuka, PMR, maupun organisasi lainnya.
Artinya, pada fase ini Harry benar-benar vakum didunia organisasi sekolah. Hingga akhirnya, pada tahun 1999 Harry yang mulai menginjak usia dewasa kembali aktif dalam Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi dan Demokrasi ( FAMRED) dan turut menjadi aktivis selama masa muda sebagai seorang mahasiswa.
“Di tahun 1999 ini pasca tragedi semanggi II di bulan desember saya menjadi mualaf, lalu mulai belajar islam dan masuk dalam organisasi politik seperti PMII,” ungkapnya pada FC.
Menginjak tahun 2001 HSG kembali tancapkan gas dengan menjadi Ketua Umum Cabang PMII Jakarta Barat. Lalu mulai merangkak keatas dan duduki posisi Wakil Ketua Kordinator Cabang PMII DKI Jakarta di tahun 2004 dan terakhir Ketua Pengurus Besar (PB) PMII pada tahun 2005.
Memasuki fase jenuh HSG pada tahun 2009 mulai usaha fotografi di Jakarta dan Kota Cirebon yang akhirnya di tahun 2010 usahanya ini difokuskan atau secara menyeluruh dipindahkan di Kota Cirebon, hingga memasuki 2011 hingga sekarang dirinya menjadi Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa dan pernah menjadi sekretaris Ormas Nasional Demokrat di tahun 2011.
Sembari berjalannya waktu pria yang pernah sukses menjual Blackberry yang pernah populer pada eranya dengan omzet ratusan juta rupiah ini, menjadi bagian dari pengurus pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang berafiliasi dengan Nahdatul Ulama pada tahun 2011 hingga 2019.
Menginjak 2020 sekarang HSG menjadi Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila dan telah menjadi seorang sekretaris partai NasDem sejak 2013 hingga sekarang. HSG sendiri memiliki alasan menjadi seorang politikus dibanding fokus dan secara menyeluruh menceburkan dalam dunia bisnis. “Berawal dari lingkungan dan teman pada masa sekolah dan kuliah, menjadikan saya ingin memajukan Kota Cirebon. Karena, tidak bisa jika hanya melalui bisnis saja, karena dengan adanya aktif di dunia politik dapat melakukan yang terbaik bagi masyarakat dan pemerintah Kota CIrebon,” pungkasnya. (Sarrah)