KAB. CIREBON, (FC).- Berawal dari kemauan kuat untuk mendapat penghasilan tambahan, Sri Widyaningsih (30) yang awalnya sebagai public relation dan marketing sebuah perusahaan BUMN, mencoba terjun bisnis kuliner.
Atas semangat dan ketekunannya, kini bisnisnya sudah merambah tiga cabang di Brebes dan Majalengka.
Ditemui saat kegiatan HIPMI di Desa Susukan Agung, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, Selasa (27/4), Dya Widta, sapaan akrabnya kepada FC mengungkapkan, semenjak dirinya menjadi sebagai single parents dengan satu anak, mulai berfikir bagaimana bisa mendapatkan penghasilan lebih.
Namun masih bisa mengasuh anak semata wayangnya, tekad tersebut akhirnya mencoba membuka usaha bakmi di Kota Cirebon. Langkah yang diambil Widia tidak sia-sia.
Meski rela melepas pekerjaannya sebagai PR dan marketing di salah satu BUMD, usaha yang digelutinya semakin berkembang, hingga akhirnya membuka cabang di Majalengka dan Brebes.
“Berawal memang dari hobi, kebetulan saya hobi kuliner, kemudian juga saat itu saya banyak tuntutan kebutuhan, akhirnya saya terjun ke dunia bisnis itu dan harus fighting sendiri, saya resign dari perusahaan agar bisa konsentrasi mengembangkan bisnis yang saya geluti ini,” ungkapnya.
Menurutnya, ketertarikannya menggeluti dunia bisnis karena dunia bisnis memang sangat luas.
Untuk pendapatan juga tidak terhingga, tidak seperti karyawan meski bertahun-tahun bekerja penghasilan tidak seberapa jauh dibandingkan berwirausaha.
Keputusan dirinya menjadi enterpreuner diakuinya ternyata tidak sia-sia karena kini setelah berjalan 3 tahun sudah menunjukkan perkembangan.
Bahkan Widia kini merambah juga kedunia kuliner dengan membuka bisnis catering.
Bermodal hobi, dan memiliki banyak rekanan akhirnya menerbitkan legalitas catering miliknya tersebut agar bisa merambah pangsa pasar lebih luas.
“Pangsa pasar catering saya lebih ke dunia perusahaan untuk kebutuhan makan karyawan, acara wedding dan lainnya. Dengan bergabung bersama BPC HIPMI Kabupaten Cirebon, saya akhirnya bisa mendapat partner lebih luas untuk mendukung kemajuan catering yang saya miliki,” terang Widia.
Lebih lanjut Widia juga sebagai enterpreuner muda mengajak kaum muda dan milenial untuk mengikuti jejaknya.
Karena, menurutnya, itu lebih menjanjikan karena bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk anak-anak muda.
Niat menjadi enterpreneur terkadang terkendala permodalan, tetapi menurutnya modal utama adalah keseriusan niat dan juga bagaimana mampu membangun relasi.
“Kalau untuk modal keuangan itu sebenarnya kalau sudah di jalani itu kita bisa menemukan jalannya, contohnya saya, di HIPMI saya dapat relasi-relasi, teman-teman pengusaha, mereka bisa support untuk menjadi pemodal, apalagi kalau bisnis catering pesanan biasanya masuk uang muka 50 persen, sukses kita kembali lagi pada niat kita,” ungkapnya. (Nawawi)
Discussion about this post