MAJALENGKA, (FC).- Lereng barat Gunung Ciremai harus diselamatkan. Hal ini disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Majalengka yang juga Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Fajar Shidik.
Menurutnya, sangat penting upaya pelestarian kawasan konservasi tersebut dari ancaman galian ilegal dan alih fungsi lahan secara masif.
“Isu lingkungan hidup menjadi sangat penting akhir-akhir ini. Pemerintah daerah harus segera memetakan dan menertibkan aktivitas galian yang tidak berizin. Bahkan yang telah memiliki izin pun perlu ditata ulang agar sesuai dengan peruntukannya,” ujar Fajar kepada media, Senin (23/6).
Fajar menyoroti sejumlah titik yang saat ini dinilai telah mengalami perubahan fungsi lahan secara tidak terkendali. Ia mencontohkan wilayah Baribis dan Sor, yang awalnya memperoleh izin untuk meratakan bukit demi keperluan pertanian, namun pelaksanaannya menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.
“Izinnya memang bukan untuk galian batu, melainkan untuk menciptakan areal persawahan. Namun setelah bukit diratakan, tidak ada upaya lanjutan seperti penghijauan kembali atau reboisasi. Ini yang harus menjadi perhatian,” ucapnya.
Ia menambahkan, setelah kegiatan penggalian selesai, pemerintah daerah semestinya turut menciptakan kawasan penghijauan melalui program penghijauan dan perhutanan kembali. Hal ini penting untuk menjaga pasokan oksigen dan keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.
“Lereng barat Ciremai tidak boleh lagi terganggu oleh pembangunan yang bersifat betonisasi. Kawasan ini sudah semestinya menjadi wilayah konservasi yang dijaga kelestariannya. Baik perkebunan, sawah, maupun hutannya harus dirawat dengan serius,” tegasnya.
Fajar juga mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan di kawasan konservasi tidak hanya berdampak pada flora dan fauna, tetapi juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat dalam jangka panjang, termasuk ancaman kekeringan, longsor, dan berkurangnya sumber air bersih.
Fajar pun meminta agar pemerintah daerah dan pelaku usaha lebih bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan, khususnya di wilayah sensitif seperti lereng barat Gunung Ciremai yang selama ini dikenal sebagai paru-paru hijau Majalengka.
“Kita tidak bisa hanya fokus pada pembangunan fisik. Kelestarian lingkungan adalah investasi jangka panjang. Jika oksigen dan air bersih sudah rusak, maka akan sulit diperbaiki,” pungkasnya. (Munadi)
Discussion about this post