KOTA CIREBON, (FC).- Debat publik pertama Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Cirebon yang digelar oleh KPU Kota Cirebon, bisa menjadi pedoman bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya nanti di 27 November 2024.
Tim Hukum Paslon Nomer 1, Furqon Nurzaman mengatakan, debat sejatinya menampilkan wajah asli (orisinilitas) bagi setiap paslon.
Terutama dalam menunjukan kemampuan intelektualitas, pengetahuan, pengalaman, pemahamahan akan aturan dan bagaimana secara spontan untuk bisa memecahkan berbagai permasalahan di Kota Cirebon.
“Sangat jelas dalam debat pertama bagaimana ada paslon seperti membawa “contekan” dan menjawab tidak spontan bahkan di luar konteks tema debat saat itu,” jelas Furqon, Rabu (6/11).
Furqon mengambil contoh, apa kaitannya antara reformasi birokrasi dengan program seragam gratis dan urusan garis panjang pantai yang menjadi pertanyaan kepada paslon jika terpilih sebagai walikota.
Oleh karena itu, sebaiknya KPU melarang paslon untuk membawa contekan dan bermain HP. Karena hal ini bisa saja masyarakat berasumsi hal itu merupakan bocoran atau kisi kisi dari materi debat.
“Masyarakat sangat ingin mengetahui kemampuan dari para paslon apa adanya, sehingga mereka bisa memberikan penilaian secara objektif,” tuturnya.
Masyarakat juga bisa menilai, mana paslon yang suka “Ngebul” (cuma sekedar janji politik) dan Ngibul. Atau Paslon yang memang betul-betul memiliki kualitas dalam menyampaikan ide gagasan untuk pembangunan Kota Cirebon kedepan.
Sehingga kualitas inilah yang memang menjadi dasar masyarakat, untuk menentukan pilihan apakah mereka layak menjadi walikota dan wakil walikota cirebon 2024-2029.
“Pada debat kedua, semestinya alat tulis yang disediakan oleh KPU Kota Cirebon saja yang digunakan oleh paslon, supaya fokus pada materi debat dan jangan bermain HP seperti pada video yang banyak beredar di medsos,” tandasnya. (Agus)
Discussion about this post