KOTA CIREBON, (FC).- Pengelola Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati meminta harga avtur disamakan dengan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
Hal itu disampaikan Vice President of Commercial & Technical BIJB Ari Widodo pada Sarasehan West Java Economic Society (WJES) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Selasa (30/4).
Menurutnya, tingginya harga bahan bakar pesawat itu dianggap menjadi salah satu kendala penerbangan di BIJB belum optimal.
“Kita di Kertajati saat ini avtur itu selisih. Rp1.113. Saya ulangi, Kertajati lebih mahal avturnya Rp1.113,” tegas Ari saat memaparkan kondisi terkini BIJB.
Dirinya merasa senang diundang oleh BI dalam acara sarasehan bertema “Optimalisasi BIJB sebagai Sumber Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat” ini.
Ari mengingatkan kembali saat tiga tahun lalu, dirinya diundang BI dalam acara yang sama.
Saat itu, harga avtur selisih dengan bandara Soekarno-Hatta Rp2.200/liter.
Setelah diundang BI, 6 bulan kemudian harga avtur turun. Selisihnya menjadi Rp1.113/liter.
“Dan saya hari ini senang sekali diundang BI. Kenapa? Karena saya ingin terjadi dejavu 3 tahun yang lalu,” kata Ari.
Ia berharap BI dapat kembali membantu memfasilitasi agar harga avtur dapat diturunkan lagi sama dengan bandara yang di Cengkareng.
“Harapannya 6 bulan lagi ini BI bisa menurunkan menjadi sama dengan Soekarno-Hatta seperti terjadi tahun 2018,” ujar Ari.
Ia berharap harga avtur dapat kembali diturunkan untuk menggairahkan maskapai menerbangkan pesawatnya dari BIJB.
“Karena harga avtur mahal maka penerbangan internasional, pesawat-pesawat internasional sampai hari ini belum mau membawa kargo dari Kertajati,” ungkapnya.
Mereka lebih cenderung membawa atau menggendong fuel dari Malaysia 2 kalilipat daripada beli dari Kertajati karena jauh lebih mahal.
“Avtur itu begitu rumit diturunkan karena butuh kebijakan tingkat tinggi. Sehingga dalam forum ini kami ingin sampaikan meminta bantuan kembali pada BI untuk bisa kembali melakukan dejavu untuk bisa sama dengan Cengkareng,” kata Ari.
Menanggapi hal ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhamad Nur mengatakan BI siap membantu memfasili BIJB kembali.
Usai acara sarasehan tersebut, kepada media menjelaskan bahwa pada tahun 2018 terjadi gap yang cukup tinggi harga avtur antara yang di BIJB dengan yang ada di Soekarno-Hatta.
Lalu, dari Bank Indonesia melakukan sinergi kolaborasi langsung dengan Pertamina Balongan untuk mendiskusikan, hingga akhirnya bisa dilakukan penyesuaian dari Rp2.200 menjadi Rp1.113/liter.
“Tapi hari ini dari BIJB minta BI mudah-mudahan bisa melakukan lagi pertemuan itu. Mudah-mudahan nanti tidak ada lagi gap antara avtur yang ada di BIJB dengan Soekarno-Hattta. Kami dari Bank Indonesia Insya Allah akan siap melakukan itu,” ungkap Muhamad Nur. (Andriyana)
Discussion about this post