KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon secara resmi telah melarang semua siswa sekolah menengah pertama (SMP) baik negeri maupun swasta di Kabupaten Cirebon membawa handphone ke sekolah. Hal tersebut ditandai dengan surat larangan penggunaan handphone oleh para siswa SMP di sekolah yang disebar ke seluruh SMP di Kabupaten Cirebon pada awal April kemarin.
“Awal April kemarin kami sudah sebarkan surat, bahwa anak-anak sudah tidak boleh bawa handphone ke sekolah,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Ronianto, kemarin.
Ia meyakini, semua SMP di Kabupaten Cirebon sudah resmi melarang siswa SMP membawa handphone ke sekolah setelah mendapat surat larangan tersebut. “Semua sekolah di Kabupaten Cirebon sudah melarang siswanya membawa handphone ke sekolah,” kata Roni.
Namun, kata Roni, surat larangan tersebut juga menyertakan pengecualian. Para siswa diperkenankan membawa handphone ke sekolah ketika kondisi mengharuskan membawa handphone, yakni ketika para siswa tengah mengikuti CAT (Computer Assisted Test). “Untuk kepentingan CAT yang harus bawa handphone, itu baru diizinkan,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan para siswa seperti ketika harus pesan transportasi online dan lainnya, pihaknya memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan menyiapkan call center di masing-masing sekolah.
Sementara untuk gurunya, pihaknya hanya melarang para guru membawa handphone ke dalam kelas. Ketika di luar kelas, larangan tersebut tidak berlaku bagi para guru. “Karena alat absen (guru,-red) pun harus pakai handphone, jadi kami hanya melarang guru membawa handphone ketika masuk ke kelas, pakai handphone cukup di kantor saja,” paparnya.
Surat larangan membawa handphone bagi siswa SMP dikeluarkan setelah uji coba larangan tersebut sukses dilaksanakan di SMPN 1 Weru. Uji coba larangan penggunaan handphone di sekolah tersebut sudah dimulai sejak September 2024 lalu.
Usai melakukan monitoring dan evaluasi (monev) larangan penggunaan handphone di SMP tersebut, Dinas Perndidikan melihat para siswa di SMPN 1 Weru menjadi lebih tenang dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Bahkan, para siswanya juga menjadi lebih banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-temannya di setiap saat. “Anak-anak jadi tidak tergantung dengan handphone lagi,” kata Ronianto, Rabu (12/3/2025) kemarin.
Larangan penggunaan handphone bagi para siswa SMP bertujuan agar para siswa lebih tenang dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, juga agar mereka lebih banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman di SMP tersebut. “Alhamdulillah SMP ini menjadi percontohan yang mungkin nanti akan kami jadikan modeling di sekolah-sekolah lain,” kata Ronianto.
Ia menyampaikan, uji coba larangan membawa handphone di sekolah tersebut mulanya diwarnai intrik, pro dan kontra. Namun setelah para peserta didik merasa nyaman, pihak orang tua pun mengakui bahwa larangan itu hal yang baik dilakukan oleh pihak sekolah.
Ketika masih diperbolehkan membawa handphone, lanjut Roni, sesama siswa yang duduk berdekatan tidak saling menyapa, apalagi bersenda gurau. Kini setelah tidak ada handphone di lingkungan sekolah, mereka bisa saling berinteraksi, bisa bergurau dan bisa bermain bersama-sama. “Ini adalah sesuatu hal yang cukup baik bagi anak-anak kita,” kata Roni.
Ia menegaskan, larangan membawa handphone ini tidak menyulitkan atau membatasi para murid. Karena tujuan utamanya adalah menjadikan para siswa lebih baik lagi. “Sekolah bertanggungjawab melaksanakan pendidikan yang nyaman dan terbaik bagi anak-anak, mohon dukungan dari semua pihak,” tandasnya. (Ghofar)
Discussion about this post