KAB. CIREBON, (FC).- Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon geram. Pasalnya, atap bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Greged ambruk. Komisi IV pun bakal memanggil pihak Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan menjelaskan, terkait ambruknya atap bangunan SMPN 2 Greged sangat memalukan dunia pendidikan. Sebab, bangunan itu baru satu tahun usia rehabnya.
Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, jika dilihat dari kondisi bangunan yang masih berusia satu tahun, diduga ada perencanaan yang salah dalam renovasi atap bangunan sekolah.
“Pasti ada yang salah. Masa usia bangunan baru satu tahun ambruk. Ini memalukan,” kata Aan, Rabu (17/1).
Dengan kejadian ini, kata Aan, pihaknya akan memanggil Disdik Kabupaten Cirebon untuk memberikan penjelasan di rapat komisi nanti.
Tak hanya Disdik, Inspektorat pun juga akan ikut dipanggil dalam rapat, terkait seperti apa hasil investigasinya dari renovasi atau rehab atap SMPN 2 Greged.
“Misalnya, ketika hasil investigasi diketahui karena kelalaian kontraktor, harus tetap bertanggungjawab,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, ambruknya atap bangunan sekolah yang menimpa siswa-siswi SMPN itu akan banyak membuat asumsi di tengah masyarakat. Terlebih, ketika informasi tersebut viral di media sosial.
Seperti contohnya, gapura Alun-alun Taman Pataraksa yang ambruk pada 2 Januari 2024, kini gapura pendampingannya kembali ambruk.
“Ini yang kemudian membuat publik berpikir, bangunan di depan kantor bupati, kejaksaan, DPRD yang di depan mata saja ambruk. Bagaimana hasil pembangunan lainnya, yang jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon,” kata Aan.
Harusnya, lanjut dia, kualitas bangunan itu harus terjaga. Yang dapat memberikan azas manfaat.
“Maka sejumlah peristiwa di awal tahun 2024 ini, kepala daerah harus bisa mengevaluasi persoalan yang terjadi di lapangan, apalagi berkaitan dengan pembangunan fisik,” ujarnya.
Diketahui, ambruknya atap bangunan SMPN 2 Greged membuat enam siswa luka ringan dan mendapatkan perawatan intensif di tempat pelayanan kesehatan.
Peristiwa terjadi di ruang kelas 7B, WC, ruang UKS dan ruang guru pada Jumat (12/1) sekitar pukul 09.00 WIB. (Suhanan)