KAB. CIREBON, (FC).- Pemkab Cirebon melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) bekerjasama dengan Akademi Persib Ranggajati Cirebon mengadakan workshop dan coaching clinic di Lapangan Ranggajati, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (12/12).
Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengaku, antusias anak-anak Kabupaten Cirebon untuk olahraga, khususnya sepakbola ini banyak. Namun, Ayu sapaan akrabnya menyayangkan banyak sekolah sepakbola (SSB) yang tidak berbadan hukum. Menurutnya, hanya ada 17 SSB di Kabupaten Cirebon yang berbadan hukum.
“Kalau sudah berbadan hukum, maka bisa kerjasama dengan Dispora,” kata Ayu.
Saat ini, dalam workshop dan coaching clinic dihadiri pemain legendaris dari Persib Bandung. Kehadiran pemain legendaris tersebut, kata Ayu, adalah untuk melakukan pembinaan dan materi agar arah dan tujuan berlatih anak-anak SSB dapat menempuh prestasinya di bidang sepakbola.
“Kita memiliki potensi yang sangat besar, di antaranya anak dari Kabupaten Cirebon yaitu Rizdjar Nurviat Subagja masuk skuad Tim Nasional Indonesia, kemudian ada juga yang masuk Liga 1 U-20,” kata Ayu.
Dikatakan Ayu, sesungguhnya potensi anak-anak Kabupaten Cirebon besar. Maka, supaya anak-anak bermain sepakbola tidak hanya olahraga saja, namun bisa memberikan pendidikan karakter, jujur, disiplin dan memiliki tanggung jawab, karena ia menyakini cita-cita anak-anak Kabupaten Cirebon ingin menjadi pemain nasional semua, maka kegiatan workshop dan coaching clinic inilah diadakan.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Mudah-mudahan apa yang dicita-citakan tercapai,” harap Ayu.
Kepala Dispora Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin melalui Analis Kebijakan Ahli Muda pada Bidang Olahraga, Eri Febriyanto mengatakan, tujuan digelar workshop dan coaching clinic ini adalah untuk mengedukasi, khususnya klub bola SSB agar bisa ada database atlet nya. Karena, kara Eri sapaan akrabnya, persoalan yang dihadapi saat ini adalah data base sulit didapat.
“Efeknya kita akan kerepotan, ketika jenjang ke depannya, dengan tidak adanya data kita akan sulit mencari atlet. Tapi kalau ada data lebih mudah,” kata Eri.
Lanjutnya, ini juga merupakan edukasi terutama klub dan juga orangtua supaya bisa mensupport terutama teori-teori dan aturan yang terbarunya.
“Mudahan-mudahan dengan kegiatan ini ke depan, khususnya sepakbola lebih maju lagi, lebih tertib lagi, lebih disiplin lagi,” pungkasnya. (Ghofar)