KAB. CIREBON, (FC).- Upaya melestarikan adat budaya warisan leluhur, Pemerintah Desa (Pemdes) Astanamukti, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon menggelar ritual sedekah bumi dengan mengarak hasil pertanian keliling desa, Minggu (5/5).
Kegiatan ini menjadi semarak lantaran sudah bertahun-tahun tidak diadakan di Desa Astanamukti. Bahkan, usai diarak warga Astanamukti berebut mendapatkan hasil bumi yang diyakini membawa keberkahan.
Salah seorang warga Astanamukti, Juhari mengaku senang dengan digelarnya acara sedekah bumi di desanya.
Pasalnya, sudah bertahun-tahun acara sedekah bumi tidak dilaksanakan di Desa Astanamukti ini.
Menurutnya, acara sedekah bumi ini menjadi sebuah adat dan tradisi yang sudah turun temurun diadakan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
“Saya senang kegiatan ini kembali dilaksanakan, karena ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.
Ia menyebut, antusias masyarakat sangat tinggi dalam setiap ritual dalam kegiatan sedekah bumi, baik saat bebarik atau tahlil , maupun saat mengarak hasil bumi keliling kampung.
Bahkan lanjutnya, usai di arah hasil bumi tersebut menjadi rebutan warga, karena mereka berkeyakinan hasil bumi yang di susun seperti gegunungan tersebut akan membawa keberkahan dan hasil panen akan melimpah
“Hasil bumi itu ada gabah, sayur mayur, buah buahan bahkan uang yang sengaja digantung untuk meramaikan acara sedekah bumi, dan masyarakat berebut hasil sedekah bumi meyakini bisa mendapat berkah,” ungkapnya.
Kuwu Astanamukti, Durohman menyampaikan, kegiatan sedekah bumi atau mapag sri ini sebagai wujud rasa syukur Masyarakat desa atas melimpahnya hasil bumi.
Dirinya pun menyebut, sudah lebih kurang 20 tahun kegiatan sedekah bumi tidak pernah digelar dan baru tahun ini (2024) pihaknya menggelar kegiatan yang menjadi adat dan tradisi masyarakat di sini.
“Kegiatan ini sebenarnya kegiatannya petani yang dirangkul oleh Pemdes, jadi kami mensupport kegiatan yang positif, sedekah bumi ini juga berharap biar hasil taninya tuh lebih bagus lebih melimpah,” ujarnya.
Dijelaskannya, kegiatan ini diawali dengan acara tahlil untuk mendoakan para leluhur, berharap keberkahan dan keselamatan warga, dan kemajuan desa.
Kemudian, dilanjutkan dengan arak-arakan hasil bumi, dan ini menandakan bahwa masyarakat menyambut mapag sri atau istilahnya menyambut hari panen, makanya semua hasil panen dikumpulkan dan disusun menjadi ornamen gegunungan, terus diarak keliling kampung, dan sebagai puncak acara digelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini, membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Astanamukti,” pungkasnya. (Nawawi).