JAKARTA, (FC).- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan September 2024 terjadi deflasi 0,12 persen secara bulanan, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, secara historis, deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam 5 tahun terakhir.
“Deflasi pada bulan September 2024 ini lebih dalam dibaandingkan bulan Agustus 2024, dan merupakan deflasi kelima pada tahun 2024 secara bulanan,” ungkap Amalia Widyasanti saat merilis Berita Resmi Statistik (BRS), dikutip FC dari chanel youtube BPS Statistic pada Rabu (2/10).
Dalam 5 bulan terakhir, komoditas daging ayam ras masuk dalam 5 besar komoditas utama yang menyumbang andil deflasi, dengan andil deflasi September 2024 sebesar 0,02 persen.
Deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir terlihat secara umum disumbang oleh penurunan harga komoditas harga bergejolak
Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,34 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,21 persen.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabe merah, cabe rawit, telor ayam ras, daging ayam ras dan tomat.
Selanjutnya, jika dilihat dari sebaran inflasi bulanan menurut wilayah sebanyak 24 dari 38 propinsi Indonesia mengalami deflasi. Sedangkan 14 lainnya mengalami infllasi.
“Deflasi terdalam sebesar 0,92 persen terjadi Papua Barat. Sementara itu inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,56 persen,” jelas Amalia
Dari persfektif kelompok makanan minuman dan tembakau, kelompok ini ternyata kembali menjadi penyumbang utama deflasi pada September 2024.
“Deflasi pada kelompok ini terlihat berlangsung selama 6 bulan berturut-turut sejak April 2024,” ujar Amalia. (Andriyana)